Pati (ANTARA) - Nelayan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mengeluhkan rendahnya harga jual ikan yang biasanya menjadi komoditas ekspor menyusul dampak pandemi global penyakit virus corona (COVID-19).
"Jenis ikan yang sering diambil perusahaan untuk diekspor, di antaranya ada udang dan rajungan," kata Suroto, salah seorang nelayan asal Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Minggu.
Saat ini, menurut dia, harga jual udang turun menjadi Rp50.000 per kilogram, padahal sebelumnya mencapai Rp100.000 per kilogram.
Kondisi serupa juga terjadi pada komoditas rajungan yang ikut turun menjadi Rp40.000 per kilogram, dibandingkan harga jual sebelumnya bisa mencapai Rp70.000 per kilogram.
Rendahnya harga jual ikan tangkap yang menjadi komoditas ekspor membuat nelayan mulai mengalihkan buruan, terutama kepada ikan dero yang harga jualnya cukup stabil dan hasil tangkapannya juga cukup banyak.
"Kalau beruntung, setiap nelayan bisa menghasilkan satu kuintal ikan dero, sedangkan kalau kurang beruntung hasilnya hanya berkisar belasan kilogram," ujarnya.
Untuk harga jual ikan yang biasanya dijadikan bahan baku keripik ikan tersebut, per kilogramnya berkisar Rp8.000.
Baca juga: Bantuan nontunai untuk nelayan Pati Rp1,5 miliar
Dengan hasil tangkapan 15 kilogram saja, kata dia, nelayan sudah bisa untung sedikit, karena biaya solar sekali melaut berkisar Rp100.000.
Meskipun sedang terjadi pandemi COVID-19, mayoritas nelayan di Kecamatan Tayu masih tetap melaut karena tidak ada aktivitas pekerjaan lain yang bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca juga: Nelayan di Pati diimbau gunakan jaket pelampung saat melaut
"Jenis ikan yang sering diambil perusahaan untuk diekspor, di antaranya ada udang dan rajungan," kata Suroto, salah seorang nelayan asal Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Minggu.
Saat ini, menurut dia, harga jual udang turun menjadi Rp50.000 per kilogram, padahal sebelumnya mencapai Rp100.000 per kilogram.
Kondisi serupa juga terjadi pada komoditas rajungan yang ikut turun menjadi Rp40.000 per kilogram, dibandingkan harga jual sebelumnya bisa mencapai Rp70.000 per kilogram.
Rendahnya harga jual ikan tangkap yang menjadi komoditas ekspor membuat nelayan mulai mengalihkan buruan, terutama kepada ikan dero yang harga jualnya cukup stabil dan hasil tangkapannya juga cukup banyak.
"Kalau beruntung, setiap nelayan bisa menghasilkan satu kuintal ikan dero, sedangkan kalau kurang beruntung hasilnya hanya berkisar belasan kilogram," ujarnya.
Untuk harga jual ikan yang biasanya dijadikan bahan baku keripik ikan tersebut, per kilogramnya berkisar Rp8.000.
Baca juga: Bantuan nontunai untuk nelayan Pati Rp1,5 miliar
Dengan hasil tangkapan 15 kilogram saja, kata dia, nelayan sudah bisa untung sedikit, karena biaya solar sekali melaut berkisar Rp100.000.
Meskipun sedang terjadi pandemi COVID-19, mayoritas nelayan di Kecamatan Tayu masih tetap melaut karena tidak ada aktivitas pekerjaan lain yang bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Baca juga: Nelayan di Pati diimbau gunakan jaket pelampung saat melaut