Kudus (ANTARA) - Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan ini mengalami lonjakan menjadi Rp8.150 per kilogram dari harga jual sebelumnya berkisar Rp6.500/kg.
"Harga jual kedelai impor normalnya memang berkisar 6.500/kg. Akan tetapi, sejak adanya pandemi virus Corona yang mengakibatkan beberapa daerah melakukan antisipasi penyebaran virus Corona sehingga berdampak pada distribusinya," kata Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma`ruf di Kudus, Selasa.
Akibatnya, lanjut dia, harga jual kedelai impor terdongkrak naik secara bertahap hingga akhirnya mencapai angka Rp8.000 lebih per kilogramnya.
Lonjakan harga sebesar itu, lanjut dia, tentunya sangat jarang karena harga jual kedelai tertinggi beberapa tahun terakhir, yakni pada tahun 2018 yang mencapai Rp7.500/kg.
Meskipun demikian, lanjut dia, permintaan kedelai impor tetap stabil berkisar 15 ton per harinya.
Hal itu, dimungkinkan karena permintaan pasar tetap stabil sehingga pengrajin juga tetap memproduksi dengan kapasitas yang hampir sama dengan sebelum ada wabah virus corona.
Untuk stok kedelai impor sementara ini hanya tersedia 25 ton dan masih bisa ditambah sesuai kebutuhan pengrajin tahu maupun tempe.
Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai 300-an pengusaha yang tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, Mejobo dan Jati.
Baca juga: Harga jual tinggi, kedelai organik potensial dikembangkan
"Harga jual kedelai impor normalnya memang berkisar 6.500/kg. Akan tetapi, sejak adanya pandemi virus Corona yang mengakibatkan beberapa daerah melakukan antisipasi penyebaran virus Corona sehingga berdampak pada distribusinya," kata Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma`ruf di Kudus, Selasa.
Akibatnya, lanjut dia, harga jual kedelai impor terdongkrak naik secara bertahap hingga akhirnya mencapai angka Rp8.000 lebih per kilogramnya.
Lonjakan harga sebesar itu, lanjut dia, tentunya sangat jarang karena harga jual kedelai tertinggi beberapa tahun terakhir, yakni pada tahun 2018 yang mencapai Rp7.500/kg.
Meskipun demikian, lanjut dia, permintaan kedelai impor tetap stabil berkisar 15 ton per harinya.
Hal itu, dimungkinkan karena permintaan pasar tetap stabil sehingga pengrajin juga tetap memproduksi dengan kapasitas yang hampir sama dengan sebelum ada wabah virus corona.
Untuk stok kedelai impor sementara ini hanya tersedia 25 ton dan masih bisa ditambah sesuai kebutuhan pengrajin tahu maupun tempe.
Jumlah pengusaha tahu dan tempe di Kabupaten Kudus diperkirakan mencapai 300-an pengusaha yang tersebar di sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Kota, Jekulo, Kaliwungu, Dawe, Bae, Gebog, Undaan, Mejobo dan Jati.
Baca juga: Harga jual tinggi, kedelai organik potensial dikembangkan