Akademisi sebut ada pihak ingin ambil keuntungan di tengah COVID-19

Senin, 13 April 2020 14:22 WIB

Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr Ahmad Atang MSi, mengatakan, ada pihak yang ingin mengambil keuntungan dengan memanfaatkan situasi, baik ekonomi maupun politik ditengah konsentrasi pemerintah dan masyarakat sedang berperang melawan wabah Covid-19.

"Sejatinya, gerakan tersebut sudah nampak melalui penolakan jenazah korban COVID-19 diberbagai daerah, dan penolakan terhadap pasien dan keluarga yang telah dinyatakan positif terpapar virus corona," kata Atang kepada ANTARA di Kupang, Senin.

Ia mengemukakan pandangan itu, berkaitan dengan munculnya kelompok yang disebut-sebut sebagai Anarko. Mereka muncul dan menyebar vandalisme di mana-mana, yang seolah-olah memberitahukan bakal ada penjarahan besar-besaran pada 18 April.

Baca juga: Polda Jatim lakukan sejumlah antisipasi terkait rencana "Anarko"

Baca juga: Polri: Demonstrasi di Jabar dan Jakarta ditumpangi Anarko Sindikalisme

Baca juga: Anarko sindikalisme diduga di balik kericuhan demo mahasiswa Bandung


Di tengah konsentrasi pemerintah dan masyarakat mengatasi wabah Covid-19, ada pihak yang ingin mengambil keuntungan dengan memanfaatkan situasi, baik ekonomi maupun politik.

Menurut dia, gerakan tersebut sesungguhnya sudah nampak melalui penolakan jenazah korban Covid-19 di berbagai daerah, dan penolakan terhadap pasien dan keluarga yang telah dinyatakan positif terpapar virus Corona.

Modus ini, kata dia, berusaha untuk membenturkan antarmasyarakat, sehingga terjadi konflik massa yang tidak terbendung lagi.

Pada saat yang bersamaan, masyarakat kecil kehilangan sumber ekonomi, terjadinya PHK, kelangkaan sembako dan tingginya harga. "Kondisi psikologis itu  sangat rentan jika disulut dengan isu sedikit saja bisa terjadi amuk massa," kata Atang.

Jika itu yang terjadi, maka secara politik pemerintah dianggap gagal menjamin kebutuhan masyarakat, katanya menjelaskan.

Oleh karena itu, pihak-pihak yang tidak suka terhadap pemerintah, baik yang secara terang-terangan menyerang dan yang bermain di bawah tanah harus diwaspadai.

Boleh jadi, situasi ini dapat saja menjadi gerakan politik jika kasus Covid-19 belum menunjukan tandah-tanda akan berakhir, dan situasi di masyarakat terjadi kesulitan dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Karena itu, aparat penegak hukum harus lebih sigap lagi dalam mengantisipasi kerawanan yang mungkin terjadi," katanya.


 


Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi ingin jadi lurah setelah pensiun

29 April 2024 13:50 Wib

UIN Walisongo tradisikan ziarah ke makam wali dan masayikh

26 April 2024 17:19 Wib

Jateng, satu-satunya provinsi di Pulau Jawa tanpa bandara internasional

26 April 2024 16:03 Wib

Komunitas BOC Batang minta Kapolda Jateng maju di Pilgub 2024

21 April 2024 16:02 Wib

Pengusaha Banyumas dukung Ahmad Luthfi maju dalam Pilkada Jateng

21 April 2024 12:24 Wib
Terpopuler

Nyalanesia gandeng sejumlah pemda beri pendampingan literasi sekolah

PERISTIWA - 27 April 2024 17:07 Wib

Dadang Somantri berharap pekerja kompeten dan terampil

PERISTIWA - 02 May 2024 8:39 Wib

Kemenag Surakarta: Lansia jadi prioritas petugas haji

PERISTIWA - 30 April 2024 8:24 Wib

Penguasa Mangkunegaran beri motivasi kepada lulusan UNS

PERISTIWA - 27 April 2024 17:08 Wib

BPJS Kesehatan Purwokerto dan mitra RS pastikan prosedur pelayanan

PERISTIWA - 02 May 2024 9:05 Wib