Purwokerto (ANTARA) - Aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu warga miskin yang terdampak wabah COVID-19, kata Sekretaris Daerah Banyumas Wahyu Budi Saptono.
"Seperti yang kita ketahui semuanya bahwa orang-orang yang tadinya bekerja harian lepas itu sudah mulai kekurangan. Pemerintah daerah sedang memikirkan jaring pengaman sosial yang tadi pagi dilakukan pembahasan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa siang.
Sekda mengatakan hal itu kepada wartawan usai penyerahan secara simbolis bantuan sembako dari Dinas Tenaga Kerja Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas kepada Lurah Pabuwaran Misbachul Munir untuk disalurkan kepada warga Kelurahan Pabuwaran, Kecamatan Purwokerto Utara.
Baca juga: DPR: Perhatikan nasib buruh dan tenaga harian lepas terkait dampak COVID-19
Akan tetapi, kata dia, masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Banyumas telah diminta untuk bergerak lebih dahulu dengan menyisihkan pendapatannya guna berbagi dengan warga yang membutuhkan.
"Alhamdulillah dari Dinas Tenaga Kerja Koperasi UKM ini sangat bagus sekali, (memberikan bantuan sembako yang) diserahkan kepada Lurah Pabuwaran untuk didistibusikan kepada yang berhak. Kenapa, karena kantor ini berada di Kelurahan Pabuwaran," katanya.
Lebih lanjut, Sekda mengatakan jaring pengaman sosial yang sedang dibahas Pemerintah Kabupaten Banyumas akan ditujukan untuk membantu warga di luar penerima bantuan pangan nontunai (BPNT) yang jumlahnya lebih dari 100.000 keluarga.
Menurut dia, jumlah tersebut akan didata ulang karena ada perantau yang datang ke Banyumas namun akhirnya tidak bisa mendapatkan penghasilan termasuk pekerja yang dirumahkan dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) karena adanya dampak COVID-19.
"Juga ada tukang cilok (pedagang kecil, red.) yang tidak bisa berjualan. Ini sedang kita data semuanya, nanti direkapitulasi, nanti akan dibagi, mana yang menjadi tanggungan provinsi dan mana yang menjadi tanggungan kabupaten," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas Joko Wiyono mengatakan bantuan sembako untuk warga Kelurahan Pabuwaran itu dikumpulkan secara sukarela oleh ASN di lingkungan Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas.
"Alhamdulillah, kami bisa mengumpulkan beras sebanyak 2,67 kuintal, minyak goreng sebanyak 15 kilogram, gula pasir 61 kilogram, kecap 48 kantong/botol, mi instan sebanyak enam kardus, biskuit 28 bungkus, dan uang tunai Rp1.135.000," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah membentuk Satuan Tugas Ganyang Kemiskinan Lawan Corona (Satgas Gamis Lapor) untuk menangani dampak wabah COVID-19.
Baca juga: Gerakan 35 Juta Masker untuk Jateng dorong berdayakan masyarakat
Baca juga: Jateng siapkan Rp1,4 triliun untuk penanganan COVID-19
"Seperti yang kita ketahui semuanya bahwa orang-orang yang tadinya bekerja harian lepas itu sudah mulai kekurangan. Pemerintah daerah sedang memikirkan jaring pengaman sosial yang tadi pagi dilakukan pembahasan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa siang.
Sekda mengatakan hal itu kepada wartawan usai penyerahan secara simbolis bantuan sembako dari Dinas Tenaga Kerja Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas kepada Lurah Pabuwaran Misbachul Munir untuk disalurkan kepada warga Kelurahan Pabuwaran, Kecamatan Purwokerto Utara.
Baca juga: DPR: Perhatikan nasib buruh dan tenaga harian lepas terkait dampak COVID-19
Akan tetapi, kata dia, masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Banyumas telah diminta untuk bergerak lebih dahulu dengan menyisihkan pendapatannya guna berbagi dengan warga yang membutuhkan.
"Alhamdulillah dari Dinas Tenaga Kerja Koperasi UKM ini sangat bagus sekali, (memberikan bantuan sembako yang) diserahkan kepada Lurah Pabuwaran untuk didistibusikan kepada yang berhak. Kenapa, karena kantor ini berada di Kelurahan Pabuwaran," katanya.
Lebih lanjut, Sekda mengatakan jaring pengaman sosial yang sedang dibahas Pemerintah Kabupaten Banyumas akan ditujukan untuk membantu warga di luar penerima bantuan pangan nontunai (BPNT) yang jumlahnya lebih dari 100.000 keluarga.
Menurut dia, jumlah tersebut akan didata ulang karena ada perantau yang datang ke Banyumas namun akhirnya tidak bisa mendapatkan penghasilan termasuk pekerja yang dirumahkan dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) karena adanya dampak COVID-19.
"Juga ada tukang cilok (pedagang kecil, red.) yang tidak bisa berjualan. Ini sedang kita data semuanya, nanti direkapitulasi, nanti akan dibagi, mana yang menjadi tanggungan provinsi dan mana yang menjadi tanggungan kabupaten," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas Joko Wiyono mengatakan bantuan sembako untuk warga Kelurahan Pabuwaran itu dikumpulkan secara sukarela oleh ASN di lingkungan Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas.
"Alhamdulillah, kami bisa mengumpulkan beras sebanyak 2,67 kuintal, minyak goreng sebanyak 15 kilogram, gula pasir 61 kilogram, kecap 48 kantong/botol, mi instan sebanyak enam kardus, biskuit 28 bungkus, dan uang tunai Rp1.135.000," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah membentuk Satuan Tugas Ganyang Kemiskinan Lawan Corona (Satgas Gamis Lapor) untuk menangani dampak wabah COVID-19.
Baca juga: Gerakan 35 Juta Masker untuk Jateng dorong berdayakan masyarakat
Baca juga: Jateng siapkan Rp1,4 triliun untuk penanganan COVID-19