Kudus (ANTARA) - Universitas Muria Kudus (UMK) membuat alat pelindung wajah atau face shield yang nantinya bakal dibagikan secara gratis kepada tenaga medis yang berjuang menangani pasien maupun yang terduga terkena COVID-19.
"Sebelum kami bagikan secara gratis, kami mengirimkan alat pelindung wajah tersebut kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk dicek apakah alat tersebut sudah sesuai standar atau belum," kata Ketua Unit Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (K3L) UMK Andy Prasetyo Utomo di Kudus, Jawa Tengah, Senin.
Hasilnya, kata dia, oleh pihak IDI dinyatakan sudah sesuai standar.
Baca juga: Mahasiswa UMK jalani kuliah secara daring
Baca juga: Farmasi UNS produksi cairan pembersih tangan untuk bantu masyarakat
Dalam pembuatannya, UMK juga menjalin kerja sama dengan Centre for Innovation of Medical Equipment and Devices (CIMEDs) UGM yang memang focus dalam pembuatan alat medis.
Bantuan akan diberikan kepada beberapa rumah sakit yang ada di Kabupaten Kudus dan sekitarnya melalui IDI Kudus karena mereka yang mengetahui kebutuhan masing-masing rumah sakit.
UMK rencananya tidak hanya memberikan alat pelindung wajah, melainkan akan diberikan pula cairan disinfektan, alat pelindung diri (APD), coverall hazmat, dan masker.
Bantuan berbentuk barang, kata dia, karena saat ini untuk mendapatkan APD cukup sulit, sehingga UMK menilai akan lebih efektif jika bantuan dalam bentuk barang, bukan uang, mengingat tenaga medis merupakan garda depan dalam penanganan virus corona.
Sementara itu, Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMK Sugeng Selamet menambahkan untuk pembuatan pelindung wajah tahap pertama merupakan hasil kerja sama dengan CIMEDs UGM.
"Jika masih dibutuhkan tentu bisa dibuat sendiri oleh UMK," ujarnya.
Untuk desain, katanya, ada pengembangan, salah satunya sepertinya tidak adanya engsel, saat ini sudah dibuakan engsel sehingga pelindung wajah bisa dibuka tutup ketika dibutuhkan.
Pelindung wajah yang dibuat menggunakan plastik mika dengan ketebalan 0,3 milimeter (mm) dengan panjangnya 32 sentimeter (cm) dan lebarnya 38 sentimeter.
Baca juga: Cegah virus Corona, UNS budidayakan jahe merah
"Sebelum kami bagikan secara gratis, kami mengirimkan alat pelindung wajah tersebut kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk dicek apakah alat tersebut sudah sesuai standar atau belum," kata Ketua Unit Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (K3L) UMK Andy Prasetyo Utomo di Kudus, Jawa Tengah, Senin.
Hasilnya, kata dia, oleh pihak IDI dinyatakan sudah sesuai standar.
Baca juga: Mahasiswa UMK jalani kuliah secara daring
Baca juga: Farmasi UNS produksi cairan pembersih tangan untuk bantu masyarakat
Dalam pembuatannya, UMK juga menjalin kerja sama dengan Centre for Innovation of Medical Equipment and Devices (CIMEDs) UGM yang memang focus dalam pembuatan alat medis.
Bantuan akan diberikan kepada beberapa rumah sakit yang ada di Kabupaten Kudus dan sekitarnya melalui IDI Kudus karena mereka yang mengetahui kebutuhan masing-masing rumah sakit.
UMK rencananya tidak hanya memberikan alat pelindung wajah, melainkan akan diberikan pula cairan disinfektan, alat pelindung diri (APD), coverall hazmat, dan masker.
Bantuan berbentuk barang, kata dia, karena saat ini untuk mendapatkan APD cukup sulit, sehingga UMK menilai akan lebih efektif jika bantuan dalam bentuk barang, bukan uang, mengingat tenaga medis merupakan garda depan dalam penanganan virus corona.
Sementara itu, Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UMK Sugeng Selamet menambahkan untuk pembuatan pelindung wajah tahap pertama merupakan hasil kerja sama dengan CIMEDs UGM.
"Jika masih dibutuhkan tentu bisa dibuat sendiri oleh UMK," ujarnya.
Untuk desain, katanya, ada pengembangan, salah satunya sepertinya tidak adanya engsel, saat ini sudah dibuakan engsel sehingga pelindung wajah bisa dibuka tutup ketika dibutuhkan.
Pelindung wajah yang dibuat menggunakan plastik mika dengan ketebalan 0,3 milimeter (mm) dengan panjangnya 32 sentimeter (cm) dan lebarnya 38 sentimeter.
Baca juga: Cegah virus Corona, UNS budidayakan jahe merah