Jubir Pemerintah: Harus jaga jarak karena tak semua kasus COVID-19 memiliki gejala

Kamis, 26 Maret 2020 17:10 WIB

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat untuk menjaga jarak fisik satu dengan lainnya karena tidak semua individu yang membawa virus corona tipe baru di tubuhnya memiliki gejala.

"Kita harus meyakini bahwa tidak semua orang yang membawa virus tampak sebagai orang sakit, sering kita temukan tidak nampak sakit atau hanya sakit ringan," ujar Yuri dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.

Individu yang terpapar virus COVID-19 yang memiliki daya tahan tubuh yang baik, biasanya tidak memiliki gejala atau hanya sakit ringan. Oleh karenanya, kata Yuri, imbauan pemerintah untuk menjaga jarak atau physical distancing merupakan solusi efektif untuk melindungi orang sehat tetap sehat dan yang sakit tidak menularkan virusnya pada yang lain.

Hal itu dikarenakan penyebaran penyakit yang disebabkan virus infeksi pernafasan tersebut, dikarenakan ada kontak dekat antara yang sakit dengan yang sehat, ujar dia.

"Oleh karena itu, menjaga jarak pada setiap kegiatan komunikasi menjadi penting, karena droplet atau percikan ludah bisa menyebar merata hingga satu hingga 1,5 meter. Paling tidak harus berjarak sekitar dua meter," kata dia.

Yuri juga menambahkan tidak ada garansi seseorang dari wilayah yang tidak ada kasus COVID-19, tidak membawa virus tersebut. Untuk itu, perlu menjaga jarak, dalam konteks kebijakan ada kerja dari rumah, belajar dari rumah dan ibadah dari rumah, serta tidak salaman dulu. Hal itu merupakan upaya efektif mencegah penyebaran virus. 

"Semua masyarakat harus mampu saling mengingatkan dan mau diperingati. Kalau tidak, upaya untuk melindungi orang sehat tetap sehat dan yang sakit tidak menyebarkan virus ke orang sehat tidak bisa berjalan dengan baik," katanya.

Tujuannya untuk saling melindungi anggota keluarga dan juga orang lain. Yuri menjelaskan tidak semua individu memiliki daya tahan tubuh yang sama karena ada individu yang imunitasnya bagus, infeksi itu tidak memberikan gejala namun ada juga yang memiliki gejala ringan.

"Namun sangat memungkinkan bisa menularkan ke orang yang lain," ujar Yuri.

Infeksi itu akan berdampak fatal, jika yang ditulari tersebut memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Untuk itu, menjaga jarak merupakan kunci pencegahan penyebaran penyakit itu.
 

Pewarta : Indriani
Editor : Mugiyanto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Update COVID-19 di Indonesia: 46.977 pasien sembuh, dan 88.214 kasus positif

20 July 2020 16:40 Wib, 2020

Update COVID-19 di Indonesia: 45.401 pasien sembuh, dan 86.521 kasus positif

19 July 2020 16:10 Wib, 2020

Pasien sembuh COVID-19 di Indonesia 43.268 orang, dan 84.882 kasus positif

18 July 2020 16:29 Wib, 2020

Update COVID-19 di Indonesia: 83.130 kasus positif dan 41.834 sembuh

17 July 2020 16:46 Wib, 2020

Update COVID-19 di Indonesia: 40.345 pasien sembuh, 81.668 positif

16 July 2020 16:52 Wib, 2020
Terpopuler

Etnik jazz, harmoni musik dan suara alam untuk gerakan lestari

HIBURAN - 12 November 2024 15:09 Wib

Pasar Modal Indonesia selenggarakan CMSE 2024

EKONOMI - 10 November 2024 14:24 Wib

Sebanyak 179 guru di Cimahi belajar jurnalistik bersama ANTARA

PERISTIWA - 12 November 2024 11:41 Wib

Fitur "Face Recognition" BPJS Kesehatan mudahkan pasien di RS

EKONOMI - 13 November 2024 14:42 Wib

DPRD Semarang minta evaluasi pengelolaan Trans Semarang

EKONOMI - 14 November 2024 20:56 Wib