New York (ANTARA) - Negara bagian New York mengalami peningkatan cepat dan brutal jumlah kasus COVID-19 pada Selasa dan menjadi pusat pandemi terbaru AS, saat California memperingatkan bahwa negara bagian itu mungkin juga akan menghadapi lonjakan kasus.

New York City, yang padat dengan lebih dari 8 juta orang, melaporkan 157 kematian dan sekitar 15.000 kasus corona, hampir sepertiga total kasus di AS dan lebih dari setengah kasus baru negara itu pada Selasa, meskipun memberlakukan batasan ketat dalam perjalanan, bersosialisasi. dan bekerja.

Presiden Donald Trump menyatakan bencana besar bagi negara bagian New York dan Washington dan mengatakan dia akan segera melakukan hal yang sama untuk California ketika dia bersumpah untuk mengerahkan "setiap sumber daya" untuk memerangi wabah tersebut.

"Kita sedang mengalami ujian nasional yang hebat," kata Trump dalam konferensi pers, mendesak warga Amerika untuk mempraktikkan jaga jarak.

Baca juga: Dinkes: Seorang PDP di RSUD Dr Moewardi Surakarta meninggal

Terlepas dari meningkatnya jumlah korban, Dow Jones Industrial Average melonjak ke kenaikan persentase satu hari terbesar sejak 1933 setelah anggota parlemen AS mengatakan mereka hampir menyelesaikan paket penyelamatan ekonomi untuk menanggapi wabah tersebut.

Demokrat, termasuk Gubernur New York Andrew Cuomo, sebelumnya mengkritik presiden Republik itu karena menyarankan untuk membuka kembali perekonomian negara pada hari Paskah guna menyelamatkan bisnis sebanyak mungkin.

"Jika Anda meminta orang-orang Amerika untuk memilih antara kesehatan masyarakat dan ekonomi, maka itu bukan pilihan. Tidak ada orang Amerika yang akan mengatakan tingkatkan perekonomian dengan mengorbankan kehidupan manusia," kata Cuomo di pusat konvensi Manhattan yang diubah menjadi rumah sakit sementara dengan 1.000 tempat tidur.

Tidak jelas apa yang dipikirkan Trump, tetapi para pakar hukum mengatakan wewenang presiden AS untuk memerintahkan orang kembali bekerja atau membuka kembali gedung-gedung pemerintah, transportasi atau bisnis terbatas.

Sumber: Reuters
 

Pewarta : Gusti Nur Cahya Aryani
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024