Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang akan melakukan rapid test COVID-19 terhadap masyarakat di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah itu dengan alokasi alat yang disiapkan mencapai sekitar 10.000 unit.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Minggu mengatakan pelaksanaan rapid diagnostic test tersebut akan dibiayai APBD.
Menurut dia, Pemkot Semarang mengalokasikan anggaran sekitar Rp27 miliar untuk berbagai kegiatan dalam pencegahan penyebaran COVID-19.
"Sumbernya dari alokasi dana tak terduga dan pergeseran pos-pos di APBD," katanya.
Selain untuk pelaksanaan rapid test, kata dia, anggaran tersebut diperuntukkan bagi pembelian peralatan medis, cairan disinfektan, alat pelindung diri, serta kapsul evakuasi.
Baca juga: Solo dan Semarang jadi prioritas pemeriksaan cepat COVID-19
Adapun untuk pelaksanaan rapid test sendiri, lanjut dia, akan diperuntukkan bagi warga Semarang yang masuk dalam kategori sebagai orang dalam pemantauan.
Secara teknis, menurut dia, tes akan dilakukan oleh Rumah Sakit Wongsonegoro dengan alokasi sebanyak 2.480 orang dan oleh dinas kesehatan sebanyak 7.920 orang.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Wongsonegoro Semarang Susi Herawati menjelaskan, rapid test merupakan langkah awal cepat untuk mengidentifikasi penularan corona.
Menurut dia, tes ini menggunakan pemeriksaan sampel darah dan usapan tenggorokan yang selanjutnya dikirim ke laboratorium.
"Kalau hasil tesnya negatif, 7 hingga 10 hari kemudian akan kami tes lagi untuk memastikan tetap negatif atau ada perubahan," katanya.
Baca juga: Yurianto: Obat klorokuin bukan untuk mencegah COVID-19
Baca juga: Gubernur Jateng perintahkan Satpol PP mengedukasi masyarakat untuk cegah COVID-19
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Minggu mengatakan pelaksanaan rapid diagnostic test tersebut akan dibiayai APBD.
Menurut dia, Pemkot Semarang mengalokasikan anggaran sekitar Rp27 miliar untuk berbagai kegiatan dalam pencegahan penyebaran COVID-19.
"Sumbernya dari alokasi dana tak terduga dan pergeseran pos-pos di APBD," katanya.
Selain untuk pelaksanaan rapid test, kata dia, anggaran tersebut diperuntukkan bagi pembelian peralatan medis, cairan disinfektan, alat pelindung diri, serta kapsul evakuasi.
Baca juga: Solo dan Semarang jadi prioritas pemeriksaan cepat COVID-19
Adapun untuk pelaksanaan rapid test sendiri, lanjut dia, akan diperuntukkan bagi warga Semarang yang masuk dalam kategori sebagai orang dalam pemantauan.
Secara teknis, menurut dia, tes akan dilakukan oleh Rumah Sakit Wongsonegoro dengan alokasi sebanyak 2.480 orang dan oleh dinas kesehatan sebanyak 7.920 orang.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Wongsonegoro Semarang Susi Herawati menjelaskan, rapid test merupakan langkah awal cepat untuk mengidentifikasi penularan corona.
Menurut dia, tes ini menggunakan pemeriksaan sampel darah dan usapan tenggorokan yang selanjutnya dikirim ke laboratorium.
"Kalau hasil tesnya negatif, 7 hingga 10 hari kemudian akan kami tes lagi untuk memastikan tetap negatif atau ada perubahan," katanya.
Baca juga: Yurianto: Obat klorokuin bukan untuk mencegah COVID-19
Baca juga: Gubernur Jateng perintahkan Satpol PP mengedukasi masyarakat untuk cegah COVID-19