Semarang (ANTARA) - Salah satu perusahaan pelayaran nasional, PT Dharma Lautan Utama, meminta kepada pihak terkait selaku regulator dan fasilitator agar menambah jumlah pendeteksi suhu tubuh manusia atau thermal scanner di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona jenis baru (COVID-19).
"Saat ini hanya ada satu thermal scanner untuk mengecek penumpang yang turun di terminal kedatangan internasional Pelabuhan Semarang, sedangkan kapal dari luar negeri sudah dilarang bersandar sejak merebaknya virus Corona," kata General Manager PT. Dharma Lautan Utama Cabang Semarang Herman Fajar di Semarang, Kamis.
Baca juga: Usai isi logistik, Viking Sun langsung tinggalkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Ia berpendapat seharusnya thermal scanner tersebut dipindahkan ke terminal kedatangan penumpang kapal domestik dan jumlah unitnya ditambah sehingga bisa digunakan pada terminal pemberangkatan kapal sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.
Keterbatasan "thermal scanner" semestinya tidak terjadi karena itu merupakan kewajiban pemerintah dalam menyediakan fasilitas tersebut dan merupakan hak dari masyarakat atau pengguna jasa di pelabuhan.
Baca juga: Viking Sun akhirnya bersandar di Tanjung Emas
Menurut dia, thermal scanner dari Kementerian Kesehatan itu efektif dalam mendeteksi suhu tubuh penumpang kapal secara bersamaan.
"Kami berharap pengecekan suhu tubuh (dengan thermal scanner) bisa dilakukan bagi penumpang yang hendak naik ke kapal atau turun dari kapal," ujarnya.
Ia menyebutkan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terdapat tiga perusahaan pelayaran nasional sehingga dikhawatirkan pemeriksaan suhu tubuh penumpang kapal dengan thermal scanner tidak bisa optimal karena keterbatasan alat.
"Bisa jadi suatu saat ada dua kapal penumpang yang berangkat dan datang dalam waktu bersamaan, harus disiapkan plan A dan B, apalagi ini mendekati masa mudik Lebaran," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Herman meminta para pemangku kepentingan di pelabuhan untuk secara simultan lebih berperan aktif dalam melakukan pengawasan serta pencegahan menyebarnya COVID-19.
Baca juga: Viking Sun dilarang bersandar di Tanjung Emas
"Saat ini hanya ada satu thermal scanner untuk mengecek penumpang yang turun di terminal kedatangan internasional Pelabuhan Semarang, sedangkan kapal dari luar negeri sudah dilarang bersandar sejak merebaknya virus Corona," kata General Manager PT. Dharma Lautan Utama Cabang Semarang Herman Fajar di Semarang, Kamis.
Baca juga: Usai isi logistik, Viking Sun langsung tinggalkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Ia berpendapat seharusnya thermal scanner tersebut dipindahkan ke terminal kedatangan penumpang kapal domestik dan jumlah unitnya ditambah sehingga bisa digunakan pada terminal pemberangkatan kapal sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.
Keterbatasan "thermal scanner" semestinya tidak terjadi karena itu merupakan kewajiban pemerintah dalam menyediakan fasilitas tersebut dan merupakan hak dari masyarakat atau pengguna jasa di pelabuhan.
Baca juga: Viking Sun akhirnya bersandar di Tanjung Emas
Menurut dia, thermal scanner dari Kementerian Kesehatan itu efektif dalam mendeteksi suhu tubuh penumpang kapal secara bersamaan.
"Kami berharap pengecekan suhu tubuh (dengan thermal scanner) bisa dilakukan bagi penumpang yang hendak naik ke kapal atau turun dari kapal," ujarnya.
Ia menyebutkan di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terdapat tiga perusahaan pelayaran nasional sehingga dikhawatirkan pemeriksaan suhu tubuh penumpang kapal dengan thermal scanner tidak bisa optimal karena keterbatasan alat.
"Bisa jadi suatu saat ada dua kapal penumpang yang berangkat dan datang dalam waktu bersamaan, harus disiapkan plan A dan B, apalagi ini mendekati masa mudik Lebaran," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Herman meminta para pemangku kepentingan di pelabuhan untuk secara simultan lebih berperan aktif dalam melakukan pengawasan serta pencegahan menyebarnya COVID-19.
Baca juga: Viking Sun dilarang bersandar di Tanjung Emas