Batang (ANTARA) - Sebanyak 10 perusahaan terutama di bidang pengolahan kayu di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kini terancam tutup akibat terkena dampak wabah Virus Corona jenis baru atau COVID-19.
"Sudah ada laporan sejumlah perusahaan terutama di bidang pengolahan kayu mengalami kesulitan keuangan karena ada pembatasan, bahkan dihentikannya impor bahan baku dari China," kata Bupati Batang, Wihaji di Batang, Sabtu.
Menurut dia, jika pasokan bahan baku produksi pengolahan kayu terhenti dan ekspornya terus teehambat, maka dipastikan akan mengganggu finansial perusahaan sehingga berdampak pula pada pekerja.
Baca juga: 8 perusahaan di Jateng terancam tutup terdampak COVID-19
"Oleh karena, kami berharap semoga wabah COVID-19 ini bisa cepat mereda dan selesai karena kasus penyebaran Virus Corona ini berpengaruh sekali terhadap perekonomian di Indonesia, termasuk Kabupaten Batang," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Batang Subiyanto mengatakan bahwa ada 10 perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu yang produksinya diekspor ke China.
Namun, kata dia, saat ini pihak perusahaan pengolahan kayu tidak bisa melakukan produksi karena pasokan bahan baku harus diimpor dari China.
"Demikian pula, pihak perusahaan juga kesulitan mengekspor produknya ke China. Tentunya, kondisi mempengaruhi finansial perusahaan," katanya.
Ia menambahkan 10 perusahaan yang bergerak pada pengolahan kayu furnitur ini berada di sepanjang pantura Kandeman hingga perbatasan Kecamatan Gringsing.
"Sudah ada laporan sejumlah perusahaan terutama di bidang pengolahan kayu mengalami kesulitan keuangan karena ada pembatasan, bahkan dihentikannya impor bahan baku dari China," kata Bupati Batang, Wihaji di Batang, Sabtu.
Menurut dia, jika pasokan bahan baku produksi pengolahan kayu terhenti dan ekspornya terus teehambat, maka dipastikan akan mengganggu finansial perusahaan sehingga berdampak pula pada pekerja.
Baca juga: 8 perusahaan di Jateng terancam tutup terdampak COVID-19
"Oleh karena, kami berharap semoga wabah COVID-19 ini bisa cepat mereda dan selesai karena kasus penyebaran Virus Corona ini berpengaruh sekali terhadap perekonomian di Indonesia, termasuk Kabupaten Batang," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Batang Subiyanto mengatakan bahwa ada 10 perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kayu yang produksinya diekspor ke China.
Namun, kata dia, saat ini pihak perusahaan pengolahan kayu tidak bisa melakukan produksi karena pasokan bahan baku harus diimpor dari China.
"Demikian pula, pihak perusahaan juga kesulitan mengekspor produknya ke China. Tentunya, kondisi mempengaruhi finansial perusahaan," katanya.
Ia menambahkan 10 perusahaan yang bergerak pada pengolahan kayu furnitur ini berada di sepanjang pantura Kandeman hingga perbatasan Kecamatan Gringsing.