Purwokerto (ANTARA) - Sosiolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Tyas Retno Wulan mengingatkan perlunya melindungi identitas pasien yang diduga terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19).

"Perlindungan terhadap identitas pasien saya rasa perlu dilakukan," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

Hal tersebut disampaikan terkait adanya pasien yang ditangani Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas karena diduga terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19) dan saat ini telah ditempatkan di ruang isolasi.

Baca juga: RSUD Banyumas tangani perempuan pulang dari Hong Kong terduga terinfeksi virus corona

Pasien tersebut diketahui merupakan buruh migran yang baru pulang dari Hong Kong enam hari lalu dan mengalami gejala demam dengan mual dan muntah, namum belum ada gejala gangguan pernapasan.

Terkait hal tersebut, Tyas Retno Wulan berharap adanya perlindungan identitas pasien tersebut.

"Saya berharap jangan ada stigmatisasi kepada pasien suspect ini dan ada perlindungan terhadap identitasnya termasuk juga saya berharap tidak mengkaitkan dengan profesi pasien sebagai pekerja migran," katanya.

Dia juga mengingatkan perlunya secara terus menerus meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait virus corona jenis baru.

"Saya berharap sosialisasi dan edukasi terus ditingkatkan mengenai virus ini, mari bersama-sama memberikan literasi secara intensif kepada masyarakat," katanya.

Sementara itu seperti diwartakan sebelumnya, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan terkait dengan antisipasi penyebaran COVID-19 masyarakat diimbau untuk tidak panik serta terus melaksanakan pola hidup bersih dan sehat.

Bupati menambahkan di Kabupaten Banyumas saat ini ada dua rumah sakit yang disiapkan pemerintah untuk menangani pasien suspect COVID-19, yakni RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dan RSUD Banyumas.

Menurut dia, dua rumah sakit tersebut juga melayani sejumlah kabupaten di wilayah Jawa Tengah bagian selatan seperti Cilacap, Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengusulkan penambahan fasilitas virus transport medium (VTM) kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah guna memenuhi kebutuhan di rumah sakit tersebut.

Baca juga: Paus Fransiskus negatif terinfeksi virus corona
Baca juga: Giliran sembilan pejabat Hubei diperiksa terkait pelarian pasien corona


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024