Rembang (ANTARA) - Perkuat Ekosistem Pesisir Pantai Banggi, Serap Polusi Udara Pantura Rembang hingga Perbatasan Jatim

PT Semen Gresik berkomitmen peduli dengan kelestarian lingkungan hidup beserta keanekaragaman hayatinya. Komitmen ini bahkan sudah dilakukan sebelum perusahaan persemenan terkemuka ini beroperasi di Kabupaten Rembang pertengahan 2017. Beberapa wujudnya mulai dari penanaman 10.000 pohon mangrove di Pantai Banggi hingga penghijauan 16.000 mahoni yang ditanam di tepi jalur pantura mulai dari Rembang, Jawa Tengah hingga perbatasan Jawa Timur. 

Pohon mangrove bermanfaat untuk mengurangi abrasi dan sekaligus memperkuat ekosistem kawasan pesisir pantai yang menjadi salah satu andalan destinasi wisata di Rembang tersebut. Sedang mahoni selain berfungsi sebagai peneduh juga sekaligus mengurangi polusi udara di jalur penghubung Surabaya – Jakarta tersebut. Seperti apa?  



Purwanto terlihat menyiangi pohon mangrove yang rimbun, hijau dan berjejer rapi di kiri kanan Jembatan Merah yang ada di pesisir pantai Dusun Kaliuntu Desa Pasar Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Sesekali tangannya memunguti daun mangrove yang jatuh di jogging track (lintasan jalan kaki) bercat merah yang membelah hutan bakau multimanfaat tersebut. 

“Mangrove yang hijau dan rimbun di sekitar gardu pertama Jembatan Merah ini bantuan dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk pertengahan 2014. Dulu yang menanam Gubernur Jateng (Ganjar Pranowo), manajemen SI, pejabat provinsi, daerah dan berbagai elemen lain saat peringatan Hari Lingkungan Hidup,” kata pegiat mangrove ini.

Mangrove bantuan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang merupakan induk perusahaan PT Semen Gresik sebanyak 10.000 bibit. Bibit bakau itu ditanam di area seluas 2 – 3 hektar. Waktu itu, tinggi mangrove hanya kisaran sentimeter. Namun kini, tingginya sekitar 5 – 6 meter.   

Area mangrove bantuan perusahaan persemenan terkemuka ini juga menjadi salah satu spot favorit untuk foto yang Instagramable dan kekinian. Karena mangrove rimbun serta hijau dan terlihat indah jika dikombinasikan dengan jogging track yang dicat warna merah. Meski panas menyengat, tapi jika berada di tengah-tengah rerimbunan mangrove itu hawanya terasa dingin. Tapi kalau malam hari justru malah terasa hangat. 

Menurut Purwanto, pohon bakau bantuan Semen Indonesia menambah luas hutan bakau yang dikelola warga Desa Pasar Banggi yang tergabung dalam Kelompok Sidodadi Makmur. Selain bantuan dari swasta maupun instansi pemerintah, tiap tahun warga setempat juga bergotong royong menanam mangrove yang bibitnya hasil penangkaran mereka sendiri.  

“Bibit mangrove bantuan Semen Indonesia tergolong berkualitas. Selain itu juga cocok dengan lahan di sini. Dari 10.000 bibit, sekitar 90 persen atau 90.000 pohon yang hidup. Padahal biasanya peluang hidup bibit mangrove antara 10 – 30 persen karena gangguannya banyak mulai dari ombak tinggi hingga sampah plastik. Pernah kita tanam 5.000 bibit yang hidup hanya sekitar 500 pohon saja,” jelasnya.

Ketua Kelompok Sidodadi Makmur Rasmin menambahkan keberadaan hutan bakau membawa berbagai manfaat bagi lingkungan dan warga Desa Pasar Banggi.  Abrasi yang mengancam areal tambak warga hilang dan ekosistem kawasan pesisir setempat kian kuat serta beragam. Di kawasan hutan bakau ini hidup sekitar 19 spesies burung.

Mulai dari kuntul, derkuku hingga tengkek laut. Bahkan elang laut juga kerap transit di hutan bakau ini. Selain itu, berbagai biota seperti kepiting, tirem, rajungan hingga ikan-ikan kecil berbagai jenis juga hidup di sela-sela akar mangrove. Hutan bakau ini juga menjadi “paru-paru” Kota Garam. Sebab pohon bakau bisa menyerap karbon dioksida 3-5 kali lipat lebih besar dibanding tanaman biasa. 

Hutan bakau beserta ekosistem di pesisir pantai Desa Pasar Banggi ini menjadi rujukan berbagai kalangan yang ingin belajar tentang konservasi mangrove. Mereka ada yang berasal dari wilayah Pulau Jawa seperti akademisi Undip dan Unnes Semarang, UGM Yogyakarta, BKSDA Jateng dan instansi pemerintah asal Banyuwangi Jatim. Ada juga dari luar Jawa seperti Sulawesi bahkan luar negeri semisal akademisi Universitas Okinawa Jepang. 
  Seorang petugas menyirami tanaman yang diprakarsai PT Semen Gresik untuk menghijaukan lingkungan sekaligus mengurangi polusi. PT Semen Gresik. PT Semen Gresik
Tak hanya itu, perekonomian warga setempat juga ikut terangkat. Tiap hari rata-rata ada 150 wisatawan yang datang. Sedang tiap akhir pekan, jumlahnya bisa melonjak hingga 1000 wisatawan. Bahkan saat libur panjang atau lebaran jumlah pengunjung bisa mencapai puluhan ribu orang. Hal ini membuka peluang ekonomi mulai dari jasa parkir, ojek hingga dagangan makanan hasil olahan kepiting, rajungan atau ikan kecil yang ditangkap warga dari hutan bakau tersebut. 

“Hasil dari parkir tiap bulan rata-rata Rp5 juta. Tapi kita gunakan lagi untuk perawatan mangrove dan infrastruktur pendukung lainnya,” jelas Rasmin.  
Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum PT Semen Gresik Gatot Mardiana mengatakan penanaman mangrove di pantai Desa Pasar Banggi hanya salah satu potret kegiatan peduli lingkungan yang dilakukan Semen Indonesia Grup.

Selain itu, ada berbagai titik lain yang juga dihijaukan. Salah satu contohnya penanaman 16.000 pohon mahoni pada Januari 2014 di tepi jalur pantura mulai dari Rembang Kota hingga Kecamatan Sarang yang berbatasan dengan Tuban, Jawa Timur. Saat ditanam mahoni itu tingginya sekitar 1 meter. Namun kini, tinggi pohon mahoni itu sudah mencapai 5 – 6 meter.    

Menurut Gatot, pohon mahoni dipilih selain untuk peneduh, daunnya juga mampu menyerap polutan udara di jalan nasional tersebut.  Selain itu, akar mahoni yang menghunjam ke dalam tanah juga mampu air hujan. Sehingga bisa menjadi cadangan air.  

Kegiatan penghijauan serupa juga dilakukan di desa-desa sekitar Semen Gresik. Kurun waktu 2015 – 2016, ada ribuan pohon konservasi dan produksi yang ditanam. Termasuk juga pohon buah seperti sawo dan durian seperti yang ditanam di Desa Mantingan, Kecamatan Bulu Kabupaten Rembang.

“Komitmen peduli lingkungan ini tidak hanya kita lakukan sebelum Semen Gresik beroperasi saja. Sesudah beroperasi seperti sekarang ini, kita juga rajin melakukan upaya penghijauan di berbagai titik. Kita punya progam SG Lestari yang akan terus kita kawal agar lingkungan hidup menjadi lebih baik,” tandas Gatot Mardiana.*** (KSM)
 
 

Pewarta : KSM
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024