Jakarta (ANTARA) - Naomi Osaka mengakui belum memiliki mental juara sehingga masih merasa terpukul karena gagal mempertahankan gelar setelah takluk di tangan remaja berusia 15 tahun pada putaran ketiga Australia Open, Jumat.
"Saya tidak mengerti. Saya merasa tertekan bermain di sini karena gelar juara bertahan yang saya miliki," ujar Osaka kepada wartawan, dilansir Reuters.
Petenis yang sempat menempati peringkat pertama dunia pada Januari 2019 itu menambahkan, akan mencoba membangun kembali pola pikir juara di setiap pertandingan daripada hanya fokus kepada penampilannya dalam musim sebelumnya.
"Saya belum bermental juara seperti seseorang yang bisa mudah menerima bahwa dia memang tidak tampil bagus 100 persen. Saya betul-betul ingin seperti itu, tapi sepertinya jalan menuju ke sana masih panjang," katanya.
Baca juga: Coco Gauff singkirkan juara bertahan Naomi Osaka di Australia Open
Kegagalan Osaka ini merupakan kekalahan Grand Slam keduanya secara beruntun setelah gagal mempertahankan gelarnya pada US Open 2019.
Selain juara Grand Slam Australia Open 2019, prestasi terbesar petenis Jepang itu adalah menyingkirkan juara enam kali US Open Serena Williams untuk memenangkan final pertamanya di Flushing Meadows, New York pada 2018.
Osaka, yang disebut-sebut petenis perempuan di masa depan mengakui bahwa kekalahannya oleh seorang remaja membuatnya terpukul.
“Kamu tentu tidak ingin kalah dari anak berusia 15 tahun. Tapi saya rasa saya harus menerima kenyataan itu. Bukan soal usia lawan," katanya. "Tentu saja dia pantas berada di sini. Dia memainkan pertandingannya. Saya hanya harus bekerja lebih keras. "
Petenis Amerika Serikat non-unggulan yang baru melakukan debutnya di Melbourne Park tahun ini Coco Gauff menyingkirkan juara bertahan Naomi Osaka 6-3, 6-4.
Baca juga: Serena kalah di Australia Open, upaya ciptakan rekor berakhir
"Saya tidak mengerti. Saya merasa tertekan bermain di sini karena gelar juara bertahan yang saya miliki," ujar Osaka kepada wartawan, dilansir Reuters.
Petenis yang sempat menempati peringkat pertama dunia pada Januari 2019 itu menambahkan, akan mencoba membangun kembali pola pikir juara di setiap pertandingan daripada hanya fokus kepada penampilannya dalam musim sebelumnya.
"Saya belum bermental juara seperti seseorang yang bisa mudah menerima bahwa dia memang tidak tampil bagus 100 persen. Saya betul-betul ingin seperti itu, tapi sepertinya jalan menuju ke sana masih panjang," katanya.
Baca juga: Coco Gauff singkirkan juara bertahan Naomi Osaka di Australia Open
Kegagalan Osaka ini merupakan kekalahan Grand Slam keduanya secara beruntun setelah gagal mempertahankan gelarnya pada US Open 2019.
Selain juara Grand Slam Australia Open 2019, prestasi terbesar petenis Jepang itu adalah menyingkirkan juara enam kali US Open Serena Williams untuk memenangkan final pertamanya di Flushing Meadows, New York pada 2018.
Osaka, yang disebut-sebut petenis perempuan di masa depan mengakui bahwa kekalahannya oleh seorang remaja membuatnya terpukul.
“Kamu tentu tidak ingin kalah dari anak berusia 15 tahun. Tapi saya rasa saya harus menerima kenyataan itu. Bukan soal usia lawan," katanya. "Tentu saja dia pantas berada di sini. Dia memainkan pertandingannya. Saya hanya harus bekerja lebih keras. "
Petenis Amerika Serikat non-unggulan yang baru melakukan debutnya di Melbourne Park tahun ini Coco Gauff menyingkirkan juara bertahan Naomi Osaka 6-3, 6-4.
Baca juga: Serena kalah di Australia Open, upaya ciptakan rekor berakhir