Solo (ANTARA) - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Surakarta, Jawa Tengah, enggan menanggapi rumor rekomendasi dari DPP PDIP terkait dengan pencalonan kepala daerah pada Pemilihan Wali Kota/Wakil Wali Kota Surakarta 2020.
"Kembali lagi bahwa rekomendasi adalah hak ketua umum dan pengurus DPP," kata Wali Kota Surakarta yang juga Ketua DPC PDIP Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo di Solo, Senin.
Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa berbuat apa pun jika di satu sisi DPC PDIP sudah bulat menyatakan akan mengusung Achmad Purnomo dan Teguh Prakoso, sementara di sisi lain DPP PDIP mengusung calon yang berbeda.
"Kalau rekomendasi keluar terus mau kami apakan. Yang penting tugas kami selesai, yang penting kami mengikuti Peraturan Partai Nomor 24/Tahun 2017," katanya.
Baca juga: Pilkada Solo, Hasto: Gibran punya modal besar untuk dipilih
Sesuai dengan Peraturan Partai Nomor 24 Tahun 2017 tentang Proses Penjaringan dan Penyaringan Calon Wali Kota dan Wakilnya, dalam Pasal 10 Ayat (4) kalau DPP partai menyampaikan DPD dan DPC jika memenuhi 24 persen suara atau 20 kursi di DPRD maka dilakukan secara tertutup.
Sebagaimana diketahui, saat ini tengah kencang pemberitaan mengenai persaingan antara Achmad Purnomo dan putra pertama Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, untuk memperoleh rekomendasi dari DPP PDIP untuk menjadi peserta Pilkada 2020.
Menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang membuka ruang bagi anak-anak muda untuk maju di Pilkada 2020, termasuk putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, pihaknya enggan memberikan banyak keterangan.
"Saya tidak pernah mau menilai itu indikasi atau tidak. Sah mau buat statement (pernyataan) apa pun. Saya juga enggak mau menanyakan rekomendasi. Kalau sudah ada, pasti dikirim ke DPC partai, ini belum, kok," katanya.
Baca juga: DPC PDIP Solo persilakan anggota DPRD mendaftar lewat DPD
Menurut dia, penjaringan kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kebetulan saya 'kan sudah empat kali mengurusi pencalonan, biasanya sebelum rekomendasi turun, calon 'kan dipanggil. Akan tetapi, sekarang dengan kemajuan era teknologi, saya enggak tahu," katanya. ***2***
"Kembali lagi bahwa rekomendasi adalah hak ketua umum dan pengurus DPP," kata Wali Kota Surakarta yang juga Ketua DPC PDIP Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo di Solo, Senin.
Ia mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa berbuat apa pun jika di satu sisi DPC PDIP sudah bulat menyatakan akan mengusung Achmad Purnomo dan Teguh Prakoso, sementara di sisi lain DPP PDIP mengusung calon yang berbeda.
"Kalau rekomendasi keluar terus mau kami apakan. Yang penting tugas kami selesai, yang penting kami mengikuti Peraturan Partai Nomor 24/Tahun 2017," katanya.
Baca juga: Pilkada Solo, Hasto: Gibran punya modal besar untuk dipilih
Sesuai dengan Peraturan Partai Nomor 24 Tahun 2017 tentang Proses Penjaringan dan Penyaringan Calon Wali Kota dan Wakilnya, dalam Pasal 10 Ayat (4) kalau DPP partai menyampaikan DPD dan DPC jika memenuhi 24 persen suara atau 20 kursi di DPRD maka dilakukan secara tertutup.
Sebagaimana diketahui, saat ini tengah kencang pemberitaan mengenai persaingan antara Achmad Purnomo dan putra pertama Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, untuk memperoleh rekomendasi dari DPP PDIP untuk menjadi peserta Pilkada 2020.
Menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang membuka ruang bagi anak-anak muda untuk maju di Pilkada 2020, termasuk putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, pihaknya enggan memberikan banyak keterangan.
"Saya tidak pernah mau menilai itu indikasi atau tidak. Sah mau buat statement (pernyataan) apa pun. Saya juga enggak mau menanyakan rekomendasi. Kalau sudah ada, pasti dikirim ke DPC partai, ini belum, kok," katanya.
Baca juga: DPC PDIP Solo persilakan anggota DPRD mendaftar lewat DPD
Menurut dia, penjaringan kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kebetulan saya 'kan sudah empat kali mengurusi pencalonan, biasanya sebelum rekomendasi turun, calon 'kan dipanggil. Akan tetapi, sekarang dengan kemajuan era teknologi, saya enggak tahu," katanya. ***2***