Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta telah membentuk Posko Siaga Bencana guna mengantisipasi penanganan bencana dalam menghadapi cuaca ekstrim yang sering terjadi pada musim hujan di wilayah Solo, Jawa Tengah.
"Kami berharap dengan dibentuknya posko siaga bencana itu, jika ada bencana di wilayah Solo, langsung dapat segera ditangani," kata Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo, usai memimpin Rapat Koordinasi pembentukan Posko Siaga Bencana, di Balai Kota Surakarta, Senin.
Menurut Achmad Purnomo dengan dibentuknya posko siaga bencana tersebut jika ada bencana seperti hujan deras, pohon tumbang, angin puting beliung, longsor, rumah roboh masyarakat dapat segera minta pertolongan, dan petugas posko bisa langsung menangani dengan cepat.
Pemkot Surakarta menghadapi musim hujan dengan intensitas tinggi di Solo, sudah berbagai cara dilakukan untuk mengantisipasi bencana. Hal itu, antara lain untuk mengantisipasi banjir dengan memperbaiki dan membersihkan saluran drainase, serta membuat parapet di bantaran Sungai Bengawan Solo.
Bahkan, petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga sudah melakukan pemangkasan ranting pohon yang sudah membahayakan di sejumlah titik guna mengantisipasi jika roboh terkena terjangan angin kencang.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Eko Prajudhi menambahkan membentuk posko siaga bencana menghadapi cuaca ekstrem bakal beroperasi selama 24 jam. Pembentukan posko untuk memudahkan koordinasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
Menurut Eko pembentukan Posko Siaga Bencana berinduk di Kantor BPBD Kota Surakarta, tetapi masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) seperti TNI, kepolisian, dan instansi terkait lainnya sudah membuat di posko sendiri.
"Posko Siaga Bencana sebelumnya belum pernah dibentuk di Solo. Posko ini, untuk memudahkan koordinasi dalam penanganan jika terjadi bencana di Solo," kata Eko.
BPBD Kota Surakarta sebelumnya juga memetakan daerah rawan guna mengantisipasi dan mewaspadai adanya bencana banjir pada musim hujan 2020 di wilayah Solo.
Menurut Eko pihaknya melakukan antisipasi dengan memetakan daerah rawan banjir di Solo, antara lain Kelurahan Joyontakan Kecamatan Serengan, Kampung Sewu, dan Pucang Sawit (Jebres), Pajang (Laweyan), serta Pasar Kliwon.
Daerah yang dipetakan rawan banjir tersebut karena wilayah itu, sering terjadi bencana banjir setiap tahunnya pada musim hujan. Pihaknya sudah menyiagakan personelnya untuk meningkatkan kewaspadaan di daerah yang dianggap rawan bencana banjir.
"Kami berharap dengan dibentuknya posko siaga bencana itu, jika ada bencana di wilayah Solo, langsung dapat segera ditangani," kata Wakil Wali Kota Surakarta Achmad Purnomo, usai memimpin Rapat Koordinasi pembentukan Posko Siaga Bencana, di Balai Kota Surakarta, Senin.
Menurut Achmad Purnomo dengan dibentuknya posko siaga bencana tersebut jika ada bencana seperti hujan deras, pohon tumbang, angin puting beliung, longsor, rumah roboh masyarakat dapat segera minta pertolongan, dan petugas posko bisa langsung menangani dengan cepat.
Pemkot Surakarta menghadapi musim hujan dengan intensitas tinggi di Solo, sudah berbagai cara dilakukan untuk mengantisipasi bencana. Hal itu, antara lain untuk mengantisipasi banjir dengan memperbaiki dan membersihkan saluran drainase, serta membuat parapet di bantaran Sungai Bengawan Solo.
Bahkan, petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga sudah melakukan pemangkasan ranting pohon yang sudah membahayakan di sejumlah titik guna mengantisipasi jika roboh terkena terjangan angin kencang.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Eko Prajudhi menambahkan membentuk posko siaga bencana menghadapi cuaca ekstrem bakal beroperasi selama 24 jam. Pembentukan posko untuk memudahkan koordinasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
Menurut Eko pembentukan Posko Siaga Bencana berinduk di Kantor BPBD Kota Surakarta, tetapi masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) seperti TNI, kepolisian, dan instansi terkait lainnya sudah membuat di posko sendiri.
"Posko Siaga Bencana sebelumnya belum pernah dibentuk di Solo. Posko ini, untuk memudahkan koordinasi dalam penanganan jika terjadi bencana di Solo," kata Eko.
BPBD Kota Surakarta sebelumnya juga memetakan daerah rawan guna mengantisipasi dan mewaspadai adanya bencana banjir pada musim hujan 2020 di wilayah Solo.
Menurut Eko pihaknya melakukan antisipasi dengan memetakan daerah rawan banjir di Solo, antara lain Kelurahan Joyontakan Kecamatan Serengan, Kampung Sewu, dan Pucang Sawit (Jebres), Pajang (Laweyan), serta Pasar Kliwon.
Daerah yang dipetakan rawan banjir tersebut karena wilayah itu, sering terjadi bencana banjir setiap tahunnya pada musim hujan. Pihaknya sudah menyiagakan personelnya untuk meningkatkan kewaspadaan di daerah yang dianggap rawan bencana banjir.