Purwokerto (ANTARA) - Peneliti kelapa kopyor yang juga dosen Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sisunandar, Ph.D. meraih gelar profesor.

Surat keputusan yang berkaitan dengan gelar profesor itu diserahkan kepada Sisunandar di Aula Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VI Jawa Tengah di Semarang, Selasa (26/11).

"Saya sangat bahagia karena hari ini (26/11), LLDikti Wilayah VI memiliki empat profesor baru, yakni Prof. Sisunandar dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Prof. Mudzakkir dari Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Prof. Amron dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), dan Prof. Muhammad Da'i dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)," kata Kepala LLDikti Wilayah VI Prof. D.Y.P. Sugiarto.

Baca juga: Dosen UMP manfaatkan teknologi kultur jaringan kembangkan kelapa kopyor

Terkait dengan gelar profesor yang diterima Sisunandar, dia mengharapkan gelar tersebut menjadikan peneliti kelapa kopyor itu makin produktif karena profesor merupakan salah satu tolak ukur kemajuan sebuah perguruan tinggi.

Ia mengatakan proses dari masing-masing orang dalam meraih gelar profesor itu berbeda-beda karena ada yang cukup singkat, ada yang panjang, dan ada pula yang sangat panjang.

Menurut dia, hal tersebut tentu menjadi tantangan bagi para dosen yang ingin mendapatkan gelar akademik tertinggi sehingga keberhasilan Prof. Sisunandar diharapkan dapat menjadi virus yang baik untuk memacu dosen-dosen yang lain meraih gelar profesor. 

"Semoga setelah menjadi profesor, Pak Sisunandar menjalankan tugas dengan baik di antaranya menghasilkan paling sedikit tiga karya ilmiah di jurnal internasional atau paling sedikit satu karya ilmiah dalam jurnal internasional bereputasi atau bisa juga membuat karya monumental atau paten dalam jangka waktu tiga tahun," katanya.

Baca juga: Tim Kelapa Kopyor UMP ikuti Festival Kelapa Internasional

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Sisunandar menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya meraih gelar profesor.

"Setelah melewati proses ini, saya jadi tahu bahwa proses menjadi professor sangat sulit, bahkan jauh lebih sulit dari proses menikah," katanya.

Ia mengaku tiga kali gagal mengajukan berkas hingga putus asa dan mengumumkan ke semua orang jika akan berhenti dari pekerjaannya yang menjadi dosen.

"Jadi, saya akan pensiun dini, sampai saya pamit ke Prof D.Y.P. Sugiarto. Namun semua itu salah karena di tahun 2019, saya tidak menyangka dapat menyelesaikan proses ini. Kali ini saya belajar bahwa tidak ada yang tidak mungkin, selama kita mau berusaha," katanya. (Cah) 

Baca juga: UMP satu-satunya PTM yang dirikan Pusat Studi Cabang dan Ranting Muhammadiyah
Baca juga: Meriahkan Milad 107 Muhammadiyah, UMP Bersepeda Bersama masyarakat keliling Purwokerto

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024