Purwokerto (ANTARA) - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Slamet Rosyadi mengatakan bahwa pemerintah perlu menelusuri rekam jejak calon aparatur sipil negara (ASN) khususnya bagi mereka yang akan menempati posisi strategis.

"Rekam jejak ditujukan untuk calon ASN yang akan menempati pos-pos strategis. Bukan sekedar tenaga administratif," katanya di Purwokerto, Selasa.

Selain itu, kata dia, rekam jejak juga diperlukan guna mengantisipasi kemungkinan adanya calon ASN yang terpapar radikalisme.

Baca juga: Wawasan kebangsaan bakal diujikan pada seleksi CPNS

"Tujuannya untuk mencegah sejak dini calon-calon ASN yang memiliki kemungkinan terimbas radikalisme," katanya.

Selain itu, dia juga berharap proses rekrutmen CPNS berjalan baik, sukses dan tetap menjaga transparansi.

"Transparansi bisa dilakukan misalkan dengan mempublikasikan proses rekrutmen secara daring agar publik dapat mengawasi jalannya proses rekrutmen. Kemudian pemerintah bisa terbuka terhadap pertanyaan publik terkait proses rekrutmen," katanya.

Sebelumnya dia juga mengatakan, rekrutmen CPNS diharapkan prioritaskan tenaga fungsional guna mengatasi berbagai persoalan di berbagai sektor.

"Perlu memprioritaskan tenaga fungsional seperti analis, perencana, medis, peneliti, pendidik agar kompetensi para calon dapat digunakan untuk mengatasi berbagai persoalan di bidang pendidikan, kesehatan, pangan, energi, ekonomi dan sebagainya," katanya.

Dia juga mengharapkan rekrutmen CPNS dapat menjaring putra-putri terbaik bangsa.

"Rekruitmen juga diharapkan jangan hanya berorientasi pada penjaringan CPNS yang kompeten, tetapi juga memiliki bakat kepemimpinan," katanya.

Pasalnya, kata dia, agar birokrasi dapat terus berkembang dibutuhkan tidak hanya aparatur sipil negara yang kompeten namun juga memiliki jiwa kepemimpinan yang mengarahkan kepada perubahan yang lebih baik.

Baca juga: Ganjar akan tindak tegas calo CPNS 2019
Baca juga: Berikut formasi CPNS Jateng 2019


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024