Menpora: Malaysia tidak cukup minta maaf lewat Twitter soal pemukulan suporter

Minggu, 24 November 2019 13:37 WIB

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyatakan Pemerintah Malaysia tidak cukup meminta maaf lewat media sosial "Twitter" terkait insiden penganiayaan suporter Indonesia saat laga kualifikasi Piala Dunia 2022 antara tim nasional Indonesia dan Malaysia di Stadion Nasional Bukit Jalil 19 November lalu.

Di sela kegiatan menyaksikan pertunjukan wayang kulit di Surabaya, Minggu dini hari, Menpora mengaku telah mengetahui permintaan maaf dari Pemerintah Malaysia yang dilontarkan lewat media sosial Twitter pascainsiden penganiayaan suporter Indonesia yang terjadi di Kuala Lumpur pada 19 November lalu.

Baca juga: Indonesia desak Malaysia minta maaf terkait insiden pemukulan suporter

"Pemerintah Malaysia harus meminta maaf secara resmi kepada masyarakat Indonesia," ujarnya.

Terlebih, kata dia, pascainsiden penganiayaan tersebut, Kemenpora telah melayangkan surat secara resmi kepada Pemerintah Malaysia agar mengusut tuntas peristiwa ini, serta menuntut penyelesaian secara hukum terhadap pelaku penganiayaan dan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.

"Jadi karena kami sudah mengirim surat secara resmi, semestinya Pemerintah Malaysia juga harus menyampaikan permintaan maaf secara resmi pula," ucapnya.

Baca juga: LGI desak pemerintah-PSSI tuntaskan kasus kekerasan suporter Malaysia

Baca juga: La Grande Indonesia: suporter Malaysia menyerang sampai hotel


Menpora mencontohkan insiden penganiayaan terhadap suporter Malaysia juga pernah terjadi saat kedua tim nasional tersebut berlaga di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

"Saat itu Pemerintah Indonesia langsung meminta maaf secara resmi. Bahkan, Menpora kita yang ketika itu dijabat Pak Imam Nahrowi datang langsung ke Kemenpora Malaysia untuk menyampaikan permintaan maaf," katanya.

Baca juga: Indonesia vs Malaysia diwarnai insiden saling lempar antar suporter

Semestinya, lanjut dia, Pemerintah Malaysia juga bisa berlaku bijak untuk menyampaikan permintaan maaf secara resmi seperti yang pernah dilakukan Pemerintah Indonesia.

"Kalau meminta maaf secara resmi nanti pasti dimaafkan kok. Asalkan juga ada kepastian bahwa pelaku penganiayaannya telah diproses secara hukum," tuturnya.

Pewarta : Fiqih Arfani/Hanif Nashrullah
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

LIB tunggu FIFA soal pelaksanaan Liga 1 bersamaan Piala Dunia U-17 2023

27 June 2023 8:34 Wib

Profil Dito Ariotedjo, calon menpora pengganti Zainudin Amali

03 April 2023 8:37 Wib, 2023

Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali temui para pemain Tim Nasional U-20

30 March 2023 14:39 Wib, 2023

Manahan Stadium ready to host FIFA U-20 World Cup

12 March 2023 20:25 Wib, 2023

Optimistic national team to play optimally at FIFA U-20 WC

07 February 2023 7:46 Wib, 2023
Terpopuler

Wali Kota Surakarta gandeng sepatu lokal bantu siswa kurang mampu

PERISTIWA - 26 April 2024 13:27 Wib

Nyalanesia gandeng sejumlah pemda beri pendampingan literasi sekolah

PERISTIWA - 27 April 2024 17:07 Wib

Dadang Somantri berharap pekerja kompeten dan terampil

PERISTIWA - 02 May 2024 8:39 Wib

Kemenag Surakarta: Lansia jadi prioritas petugas haji

PERISTIWA - 30 April 2024 8:24 Wib

Penguasa Mangkunegaran beri motivasi kepada lulusan UNS

PERISTIWA - 27 April 2024 17:08 Wib