Solo (ANTARA) - Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) Bank Mandiri Surakarta yang meliputi wilayah Soloraya masih didominasi oleh rumah komersial mengingat cukup besarnya potensi sektor tersebut.

"Dari awal tahun hingga bulan September 2019 baki debet (saldo pokok pinjaman - red) di Soloraya mencapai Rp450 miliar dengan kontribusi rumah komersial mencapai 90 persen," kata Vice President Bank Mandiri Area Surakarta Ony Suryono Widodo di Solo, Kamis.

Ia mengatakan secara "year on year" (yoy) atau tahunan, realisasi penyaluran KPR tersebut menunjukkan pertumbuhan meski belum begitu signifikan.

Ia mengatakan dari seluruh segmentasi pasar KPR yang ada, sejauh ini Bank Mandiri Surakarta masih lebih mengutamakan hunian rumah baru atau primary, dibandingkan rumah second atau bekas.

"Meski demikian, kami tidak melewatkan potensi KPR second yang berada di Soloraya. Ini tercermin dengan booking mix KPR second yang mencapai 32 persen dari total booking selama 2019," katanya.

Secara keseluruhan, dikatakannya, dalam penyaluran KPR, komposisi "booking mix" KPR di Bank Mandiri Soloraya meliputi KPR primary sebesar 63 persen, KPR second sebesar 32 persen, dan multiguna 15 persen.

"Kalau untuk suku bunga KPR Bank Mandiri mulai 6,5 persen fix 3 tahun," katanya.

Sebelumnya, Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah MR Prijanto mengatakan sejauh ini penyaluran KPR untuk rumah komersial tidak mengalami kendala. Meski demikian, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan KPR untuk rumah subsidi yang sempat terhenti karena kuota habis.

"Meski demikian, saat ini kan pemerintah sudah berencana mengucurkan dana tambahan sebesar Rp2 triliun atau setara dengan 140.000 unit rumah sederhana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Harapannya ini segera ditangkap oleh perbankan agar kami juga bisa kembali menjalankan pembangunan rumah," katanya.


 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024