Banyumas (ANTARA) - Sebuah rumah di Grumbul Wanalaba RT 02 RW 08, Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tertimpa talut pengaman jalan yang longsor akibat hujan deras.
"Talut pengaman jalan tersebut longsor Rabu dini hari tadi, sekitar pukul 03.00 WIB, setelah hujan deras mengguyur Desa Sokawera pada Selasa (15/10) siang dan semalam juga gerimis," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Sokawera Sulistya, di Banyumas, Rabu.
Ia mengatakan, secara kebetulan talut pengaman jalan tersebut berdekatan dengan saluran air yang sebelumnya mengering akibat musim kemarau dan diduga terdapat retakan-retakan sehingga memicu terjadinya longsor.
Menurut dia, material longsoran dari talut tersebut menimpa bagian dapur rumah milik Wahirin tersebut yang berada di bawahnya.
"Akibat kejadian tersebut, sejumlah perkakas dapur milik Pak Wahirin yang berprofesi sebagai penderes nira kelapa dan perajin gula kelapa menjadi rusak, termasuk beberapa perangkat elektronik yang ada di rumah itu. Alhamdulillah tidak ada korban dalam kejadian tersebut," katanya.
Lebih lanjut, Sulistya mengatakan berdasarkan hasil pendataan, kerugian yang diderita Wahirin akibat kejadian tersebut diperkirakan mencapai Rp10 juta, sedangkan kerugian pada talut yang longsor sekitar Rp15 juta.
Menurut dia, kejadian tersebut telah dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
"Kami bersama warga dan dibantu anggota TNI telah bekerja bakti menyingkirkan material longsoran yang menimpa rumah Pak Wahirin," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Ariono Poerwanto mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap bencana longsor, tanah bergerak, dan banjir saat musim hujan.
Dari 27 kecamatan se-Kabupaten Banyumas, kata dia, sebanyak 11 kecamatan yang rawan longsor maupun tanah bergerak terutama di daerah pegunungan seperti Cilongok, Gumelar, Kedungbanteng, dan Somagede.
"Kalau rawan banjir di antaranya Kecamatan Tambak, Sumpiuh, Banyumas, Purwokerto Selatan, dan sejumlah wilayah di tepian Sungai Serayu," katanya.
Ia mengimbau masyarakat memantau kondisi tebing yang rawan longsor dan membersihkan saluran air yang tersumbat sampah agar alirannya lancar saat musim hujan. *
"Talut pengaman jalan tersebut longsor Rabu dini hari tadi, sekitar pukul 03.00 WIB, setelah hujan deras mengguyur Desa Sokawera pada Selasa (15/10) siang dan semalam juga gerimis," kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Sokawera Sulistya, di Banyumas, Rabu.
Ia mengatakan, secara kebetulan talut pengaman jalan tersebut berdekatan dengan saluran air yang sebelumnya mengering akibat musim kemarau dan diduga terdapat retakan-retakan sehingga memicu terjadinya longsor.
Menurut dia, material longsoran dari talut tersebut menimpa bagian dapur rumah milik Wahirin tersebut yang berada di bawahnya.
"Akibat kejadian tersebut, sejumlah perkakas dapur milik Pak Wahirin yang berprofesi sebagai penderes nira kelapa dan perajin gula kelapa menjadi rusak, termasuk beberapa perangkat elektronik yang ada di rumah itu. Alhamdulillah tidak ada korban dalam kejadian tersebut," katanya.
Lebih lanjut, Sulistya mengatakan berdasarkan hasil pendataan, kerugian yang diderita Wahirin akibat kejadian tersebut diperkirakan mencapai Rp10 juta, sedangkan kerugian pada talut yang longsor sekitar Rp15 juta.
Menurut dia, kejadian tersebut telah dilaporkan ke Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
"Kami bersama warga dan dibantu anggota TNI telah bekerja bakti menyingkirkan material longsoran yang menimpa rumah Pak Wahirin," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Ariono Poerwanto mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap bencana longsor, tanah bergerak, dan banjir saat musim hujan.
Dari 27 kecamatan se-Kabupaten Banyumas, kata dia, sebanyak 11 kecamatan yang rawan longsor maupun tanah bergerak terutama di daerah pegunungan seperti Cilongok, Gumelar, Kedungbanteng, dan Somagede.
"Kalau rawan banjir di antaranya Kecamatan Tambak, Sumpiuh, Banyumas, Purwokerto Selatan, dan sejumlah wilayah di tepian Sungai Serayu," katanya.
Ia mengimbau masyarakat memantau kondisi tebing yang rawan longsor dan membersihkan saluran air yang tersumbat sampah agar alirannya lancar saat musim hujan. *