Semarang (ANTARA) - Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang mengajak mahasiswa serta stakeholder terkait baik itu alumni serta masyarakat umum untuk mencari peluang seiring terus tumbuhnya Kota Kreatif yang kemudian diwadahi dalam Masterclass Smartec #3.
Kegiatan yang mengusung tema Creative Planner: Kreativitas Dalam Pengembangan Kota yang berlangsung di ruang seminar Fakultas Teknik Unissula, Sabtu tersebut menghadirkan sejumlah pakar, komunitas, dan pelaku antara lain dari Badan Ekonomi Kreatif, Kasubdit Hubungan Antarlembaga nonpemerintah Dalam Negeri Rita Dwi Kartika Dewi.
Kemudian Pelaku Kota Kreatif Kota Pekalongan (Kepala Bappeda Kota Pekalongan Anita Heru Kusumo Rini), Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi Bappeda Semarang Pitoyo, creativepreneur Dokter Tirta, dan Pemerhati Kota serta Ketua Komite Ekonomi Kreatif Jateng A Khairudin.
"Untuk menumbuhkan memang tidak mudah dan dengan kegiatan ini, harapannya peserta dapat termotivasi terkait kewirausahaan. Masterclass menjadi wadah sharing pengetahuan ekonomi kreatif," kata Muhammad Agung Ridho, dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Unissula Semarang.
Agum Restu Pradhana, Ketua Panitia Masterclass Smartec #3 menambahkan bahwa Masterclass merupakan forum diskusi, belajar, dan mencari ilmu dari para master di masing-masing bidang.
"Kali ini masternya dari Pemkot Pekalongan yang kotanya menjadi kota kreatif dunia, ada bekraf yang menaungi banyak orang kreatif, dan ada Bappeda Semarang yang inovasinya tiada henti, serta ada A. Khoirudin dari Histeria Semarang dan Pemerhati Kota, serta seorang dr Tirta creatifpreneur yang memiliki banyak peranan dalam dunia kreatif pembangunan. Harapannya peserta mendapatkan bekal untuk menyongsong peran kreatif masing-masing dalam pembangunan kota," kata Agum.
Kasubdit Hubungan Antarlembaga nonpemerintah Dalam Negeri Rita Dwi Kartika Dewi mengakui saat ini Kota Kreatif terus tumbuh yang mengacu dari 16 sektor termasuk di dalamnya Kota Pekalongan dan Kota Semarang.
Kota Kreatif tersebut, lanjut Nita, akan lebih memudahkan dalam pengembangan suatu wilayah dan dapat tepat sasaran.
Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi Bappeda Semarang Pitoyo mengaku Kota Semarang unggul di fashion, game aplikasi, arsitektur, kriya, dan kuliner dengan subsektor yang paling kuat ada pada fashion karena unggul pada pengembangan bisnis.
Sementara Kepala Bappeda Kota Pekalongan Anita Heru Kusumo Rini menyebutkan bahwa Kota Pekalongan menjadi kota pertama di Indonesia dan Asia Tenggara sebagai anggota jejaring sebagai Kota Kreatif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
"Berdasarkan Badan Ekonomi Kreatif Kota Pekalongan menjadi Kota Kreatif untuk subsektor kriya, kuliner, dan desain. Namun seiring waktu, komunitas di Kota Pekalongan terus berkembang dan bertambah di antaranya subsektor film dan fotografi," kata Anita.
Kota Semarang dan Kota Pekalongan mengakui untuk pengembangan sebagi Kota Kreatif didukung oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media massa.
Kegiatan yang mengusung tema Creative Planner: Kreativitas Dalam Pengembangan Kota yang berlangsung di ruang seminar Fakultas Teknik Unissula, Sabtu tersebut menghadirkan sejumlah pakar, komunitas, dan pelaku antara lain dari Badan Ekonomi Kreatif, Kasubdit Hubungan Antarlembaga nonpemerintah Dalam Negeri Rita Dwi Kartika Dewi.
Kemudian Pelaku Kota Kreatif Kota Pekalongan (Kepala Bappeda Kota Pekalongan Anita Heru Kusumo Rini), Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi Bappeda Semarang Pitoyo, creativepreneur Dokter Tirta, dan Pemerhati Kota serta Ketua Komite Ekonomi Kreatif Jateng A Khairudin.
"Untuk menumbuhkan memang tidak mudah dan dengan kegiatan ini, harapannya peserta dapat termotivasi terkait kewirausahaan. Masterclass menjadi wadah sharing pengetahuan ekonomi kreatif," kata Muhammad Agung Ridho, dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Unissula Semarang.
Agum Restu Pradhana, Ketua Panitia Masterclass Smartec #3 menambahkan bahwa Masterclass merupakan forum diskusi, belajar, dan mencari ilmu dari para master di masing-masing bidang.
"Kali ini masternya dari Pemkot Pekalongan yang kotanya menjadi kota kreatif dunia, ada bekraf yang menaungi banyak orang kreatif, dan ada Bappeda Semarang yang inovasinya tiada henti, serta ada A. Khoirudin dari Histeria Semarang dan Pemerhati Kota, serta seorang dr Tirta creatifpreneur yang memiliki banyak peranan dalam dunia kreatif pembangunan. Harapannya peserta mendapatkan bekal untuk menyongsong peran kreatif masing-masing dalam pembangunan kota," kata Agum.
Kasubdit Hubungan Antarlembaga nonpemerintah Dalam Negeri Rita Dwi Kartika Dewi mengakui saat ini Kota Kreatif terus tumbuh yang mengacu dari 16 sektor termasuk di dalamnya Kota Pekalongan dan Kota Semarang.
Kota Kreatif tersebut, lanjut Nita, akan lebih memudahkan dalam pengembangan suatu wilayah dan dapat tepat sasaran.
Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi Bappeda Semarang Pitoyo mengaku Kota Semarang unggul di fashion, game aplikasi, arsitektur, kriya, dan kuliner dengan subsektor yang paling kuat ada pada fashion karena unggul pada pengembangan bisnis.
Sementara Kepala Bappeda Kota Pekalongan Anita Heru Kusumo Rini menyebutkan bahwa Kota Pekalongan menjadi kota pertama di Indonesia dan Asia Tenggara sebagai anggota jejaring sebagai Kota Kreatif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
"Berdasarkan Badan Ekonomi Kreatif Kota Pekalongan menjadi Kota Kreatif untuk subsektor kriya, kuliner, dan desain. Namun seiring waktu, komunitas di Kota Pekalongan terus berkembang dan bertambah di antaranya subsektor film dan fotografi," kata Anita.
Kota Semarang dan Kota Pekalongan mengakui untuk pengembangan sebagi Kota Kreatif didukung oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, dan media massa.