Semarang (ANTARA) - Keterlibatan Pramuka terus diperlukan salah satunya di sektor kesehatan seperti ikut mendorong penurunan angka kematian ibu melahirkan dan bayi, DBD, hingga ikut mensukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Sekda Jateng Sri Puryono disela Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka Bakti Husada (Pertihusada) VI Kwartir Daerah Jateng 2019 yang diikuti kontingen dari 35 kwarcab se-Jateng, di Kabupaten Banyumas, Senin, mengatakan peran Pramuka tersebut yakni oleh para penegak dan pandega yang tergabung dalam Saka Bakti Husada.

"Sesuai dengan tema Pertihusada VI yakni Saka Bakti Husada Jawa Tengah Pelopor Kesehatan dan Karakter Bangsa, maka Pramuka harus dapat memberikan contoh melalui aksi nyata," katanya.

Sekda yang sekaligus sebagai Andalan Nasional Koordinator Wilayah II menjelaskan keterlibatan Pramuka dalam upaya pembangunan bangsa sangat diperlukan dan disesuaikan dengan aspirasi kaum muda dan kebutuhan masyarakat.

"Misalkan adik-adik tahu di lingkungan setempat terdapat ibu hamil ,terlebih yang beresiko tinggi, maka lakukanlah pendampingan. Setidaknya melaporkan kepada kader atau petugas kesehatan setempat, dan berusahalah ikut serta mendampingi, sehingga memiliki penga-laman nyata," katanya.

Pramuka, lanjutnya, juga harus terlibat saat ada kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mulai dari hulu hingga hilir, karena kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jateng, pada tahun 2018 tercatat 10,20/100.000 penduduk dengan tingkat kematian 1.05 persen.

Bupati Banyumas Achmad Husein menambahkan bahwa Juni 2019, kasus DBD meningkat tajam dengan angka kesakitan 22.08/100.000 penduduk dan gerakan Pramuka harus mengambil peran dalam menurunkan angka kesakitan DBD.

Pramuka, tambah Husein, juga harus menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) seperti menjaga kebersihan lingkungan, mengkonsumsi makanan sehat dan sebelum makan, mengawali dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sesuai aturan, serta berolahraga.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dr Yulianto Prabowo menambahkan Pramuka Bakti Husada merupakan pelopor kesehatan yang sangat efektif.

"Masalah kesehatan kita, merupakan masalah perilaku pola hidup sehat. Untuk itu, kita mendorong agar mereka mampu menjadi agen perilaku hidup sehat ditengah masyarakat," kata Yulianto.

Yulianto menyebutkan skala prioritas pertama adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menurunkan stunting dan mengelimanasi TBC, HIV/AIDS, dan menurunkan angka kejadian penyakit tidak menular.

"Tahun 2021 kami ingin Jateng Bebas BAB Sembarangan," kata Yuliyanto yang juga merupakan Pembina Saka Bakti Husada Jateng 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024