Jakarta (ANTARA) - Dari tanah Papua, setidaknya ada dua insan yang meraih popularitas dan prestasi di industri hiburan tanah air yakni Edo Kondologit dan Nowela.
Edo yang memiliki nama lengkap Ehud Edward Kondologit dikenal sebagai penyanyi yang sering melantunkan tembang perdamaian, juga terlibat langsung dalam sejumlah organisasi sosial.
Pria kelahiran Sorong, Papua 52 tahun silam itu telah menelurkan dua album studio yakni "Yang Menangis" (1998) dan "Pagi Pertama" (2004).
Baca juga: Riani Sovana bersama Atiek CB rilis "Aku Tak Setia"
"Tanah Papua", "Aku Papua", "Indonesia Satu", dan "Pancasila Rumah Kita" adalah sebagian dari lagu bertema perdamaian dan nasionalisme yang kerap dibawakan Edo.
Ia juga sudah beberapa kali berkolaborasi dengan musisi lain untuk membawakan lagu dari sejumlah daerah di Indonesia, misalnya lagu batak "Poda" bersama Vicky Sianipar.
Selain sebagai musisi, Edo juga menjajal dunia akting melalui sejumlah film antara lain "Red CobeX" pada tahun 2010, "Seputih Melati" pada 2014, "Salah Bodi" pada tahun 2014, "Pacarku Anak Koruptor" dan Boven Digoel" pada 2017.
Tak sampai di sana, pada tahun 2004, dia bergabung bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan kini menjabat sebagai ketua DPC PDIP kota Sorong, Papua.
Nowela
Selain Edo, ada juga Nowela yang dikenal publik saat memenangkan ajang pencarian bakat Indonesia Idol musim kedelapan.
Perempuan bernama lengkap Nowela Elizabeth Mikhelia Auparay yang lahir pada tahun 1987 itu, hingga kini aktif menyanyi dan menelurkan karya musik, salah satunya, "Papua Bangkit" bersama Edo Kondologit dan para musisi Papua lainnya.
Lagu ini nantinya diperuntukan sebagai salah satu lagu tema dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua tahun 2020.
Selain itu, pelantun "Membawa Cinta" itu juga mempersiapkan satu lagu lainnya bertema persatuan bangsa. Musisi Glenn Fredly rencananya juga ikut ambil bagian dalam produksi lagu itu.
"Saya dengan teman-teman musisi sedang berkomunikasi, menggagas sebuah lagu dalam waktu dekat. Untuk kembali merajut tali silaturahmi, mengingatkan kembali Indonesia tanah air bersama," kata Edo kepada ANTARA melalui sambungan telepon, Sabtu.
Edo yang memiliki nama lengkap Ehud Edward Kondologit dikenal sebagai penyanyi yang sering melantunkan tembang perdamaian, juga terlibat langsung dalam sejumlah organisasi sosial.
Pria kelahiran Sorong, Papua 52 tahun silam itu telah menelurkan dua album studio yakni "Yang Menangis" (1998) dan "Pagi Pertama" (2004).
Baca juga: Riani Sovana bersama Atiek CB rilis "Aku Tak Setia"
"Tanah Papua", "Aku Papua", "Indonesia Satu", dan "Pancasila Rumah Kita" adalah sebagian dari lagu bertema perdamaian dan nasionalisme yang kerap dibawakan Edo.
Ia juga sudah beberapa kali berkolaborasi dengan musisi lain untuk membawakan lagu dari sejumlah daerah di Indonesia, misalnya lagu batak "Poda" bersama Vicky Sianipar.
Selain sebagai musisi, Edo juga menjajal dunia akting melalui sejumlah film antara lain "Red CobeX" pada tahun 2010, "Seputih Melati" pada 2014, "Salah Bodi" pada tahun 2014, "Pacarku Anak Koruptor" dan Boven Digoel" pada 2017.
Tak sampai di sana, pada tahun 2004, dia bergabung bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan kini menjabat sebagai ketua DPC PDIP kota Sorong, Papua.
Nowela
Selain Edo, ada juga Nowela yang dikenal publik saat memenangkan ajang pencarian bakat Indonesia Idol musim kedelapan.
Perempuan bernama lengkap Nowela Elizabeth Mikhelia Auparay yang lahir pada tahun 1987 itu, hingga kini aktif menyanyi dan menelurkan karya musik, salah satunya, "Papua Bangkit" bersama Edo Kondologit dan para musisi Papua lainnya.
Lagu ini nantinya diperuntukan sebagai salah satu lagu tema dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua tahun 2020.
Selain itu, pelantun "Membawa Cinta" itu juga mempersiapkan satu lagu lainnya bertema persatuan bangsa. Musisi Glenn Fredly rencananya juga ikut ambil bagian dalam produksi lagu itu.
"Saya dengan teman-teman musisi sedang berkomunikasi, menggagas sebuah lagu dalam waktu dekat. Untuk kembali merajut tali silaturahmi, mengingatkan kembali Indonesia tanah air bersama," kata Edo kepada ANTARA melalui sambungan telepon, Sabtu.