Solo (ANTARA) - Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu mengajak mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjaga Pancasila sebagai ideologi negara.
"Dalam era modernisasi dan globalisasi di samping ancaman fisik, yang juga harus diwaspadai adalah ancaman mindset (pola pikir, red) Bangsa Indonesia yang berupaya untuk mengubah ideologi negara Pancasila," katanya pada kuliah umum program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di Kampus UNS, Selasa.
Ia mengatakan serangan pola pikir ini akan memengaruhi hati dan pikiran rakyat dengan tujuan untuk membelokkan ideologi negara.
"Metode operasional perang ini dilakukan melalui infiltrasi ke dalam dimensi intelijen, militer, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan agama," paparnya.
Baca juga: Menhan: Mengganti Pancasila adalah berkhianat
Ia mengatakan beberapa contoh negara yang hancur akibat hancurnya ideologi, di antaranya Yugoslavia serta beberapa negara di Timur Tengah.
"Pancasila sebagai perekat kita, kalau itu dihancurkan maka kita pasti hancur seperti negara-negara tersebut. Oleh karena itu, kita semua harus menjaga Pancasila," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan kuliah umum tersebut, dikatakannya, bukan sekadar kuliah umum tetapi juga ada penekanan kepada mahasiswa agar tidak terpengaruh pada pihak yang ingin mengubah Pancasila, salah satunya dengan khilafah.
"Tidak benar mengatakan merah putih itu kafir, Pancasila kafir. Harus ditekankan kepada mereka. 20-30 tahun lagi mereka yang akan mengatur negara ini. Bagaimana kalau tidak Pancasila, maka rusak negara ini," tegasnya.
Terkait dengan adanya isu NKRI bersyariah, ia memastikan tidak ada istilah tersebut.
"Yang ada NKRI harga mati. Syariah itu sudah ada di sila pertama Pancasila. Sudah hebat Pancasila, jangan ditambahi lagi," katanya.
Baca juga: Menhan: Jangan gunakan nama Tim Mawar
Baca juga: Ditemui Menhan di kediamannya, Syafii Maarif singgung HTI
"Dalam era modernisasi dan globalisasi di samping ancaman fisik, yang juga harus diwaspadai adalah ancaman mindset (pola pikir, red) Bangsa Indonesia yang berupaya untuk mengubah ideologi negara Pancasila," katanya pada kuliah umum program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di Kampus UNS, Selasa.
Ia mengatakan serangan pola pikir ini akan memengaruhi hati dan pikiran rakyat dengan tujuan untuk membelokkan ideologi negara.
"Metode operasional perang ini dilakukan melalui infiltrasi ke dalam dimensi intelijen, militer, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan agama," paparnya.
Baca juga: Menhan: Mengganti Pancasila adalah berkhianat
Ia mengatakan beberapa contoh negara yang hancur akibat hancurnya ideologi, di antaranya Yugoslavia serta beberapa negara di Timur Tengah.
"Pancasila sebagai perekat kita, kalau itu dihancurkan maka kita pasti hancur seperti negara-negara tersebut. Oleh karena itu, kita semua harus menjaga Pancasila," ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan kuliah umum tersebut, dikatakannya, bukan sekadar kuliah umum tetapi juga ada penekanan kepada mahasiswa agar tidak terpengaruh pada pihak yang ingin mengubah Pancasila, salah satunya dengan khilafah.
"Tidak benar mengatakan merah putih itu kafir, Pancasila kafir. Harus ditekankan kepada mereka. 20-30 tahun lagi mereka yang akan mengatur negara ini. Bagaimana kalau tidak Pancasila, maka rusak negara ini," tegasnya.
Terkait dengan adanya isu NKRI bersyariah, ia memastikan tidak ada istilah tersebut.
"Yang ada NKRI harga mati. Syariah itu sudah ada di sila pertama Pancasila. Sudah hebat Pancasila, jangan ditambahi lagi," katanya.
Baca juga: Menhan: Jangan gunakan nama Tim Mawar
Baca juga: Ditemui Menhan di kediamannya, Syafii Maarif singgung HTI