Magelang (ANTARA) - Sebanyak 17 pasangan melakukan akad nikah dengan cara unik di Kampus Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM), Selasa, dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan RI dan Milad ke-55 UMM.
Proses nikah diadakan di arena panjat dinding (wall climbing), laboratorium farmasi, studio radio, dan crane bengkel otomotif.
Pasangan pengantin yang melakukan akad nikah di arena panjat dinding harus mengenakan helm pengaman meskipun mereka berpakaian pengantin.
Ada tiga pasang pengantin yang melakukan akad nikah di arena panjat dinding, yakni Subandrio dan Nita Regina Matiara Kasih, Dedi Rahman dan Tamara Fitriana, serta Boyke Edo Syahrani dan Maratu Damayanti.
Baca juga: Tiga pasangan ini bakal akad nikah di arena panjat dinding UMM
Kemudian enam pasangan melakukan akad nikah di Laboratorium Farmasi, tiga pasangan menikah di Studio Radio Unima, dan lima pasang menikah di crane Bengkel Otomotif.
Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang Eko Muh Widodo mengatakan nikah bareng ini sebagai bentuk kepedulian sosial UMM diwakili ikatan alumni untuk membantu masyarakat melakukan pernikahan, karena nikah itu tidak mudah terkait dengan biaya dan seterusnya.
"Pernikahan bareng yang digelar UMM ini memfasilitasi pasangan yang ingin menikah terutama yang terkait dengan proses pernikahan semuanya gratis. Mulai pelaminan, biaya pernikahan sampai yang lain menjadi tanggung jawab panitia," katanya.
Ia menuturkan nikah bareng ini merupakan kejutan bagi pengantin, dicarikan tempat-tempat yang unik, mungkin baru yang pertama di Indonesia maupun di dunia.
"Momentum ini akan memberikan kesan tersendiri bagi 17 pasang pengantin. Biasanya nikah dilakukan di masjid atau di rumah tetapi kita carikan spot yang unik. Memori pengantin yang tidak akan pernah terlupakan bahwa nikah saya di arena panjat dinding dan sebagainya," katanya.
Ia menuturkan meskipun pernikahan dilakukan dengan cara unik, tetapi tidak meninggalkan kaidah-kaidah keagamaan, ada saksi, wali, mahar, dan ada ijab qobul.
Seorang pengantin pria Dedi Rahman usai melakukan akad nikah arena panjat dinding mengatakan dirinya merasa senang bisa melakukan nikah dengan cara unik dan akan terkenang sepanjang hidup.
"Sebelumnya saya belum pernah melakukan panjat dinding dan tidak terbayangkan kalau mau menikah dengan cara unik ini. Baru kali ini saya panjat dinding," katanya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Administrasi Setda Kota Magelang Isa Ashari mengapresiasi kegiatan unik itu.
Ia berharap kegiatan itu menjadi inspirasi dan motivasi masyarakat menjadi pribadi yang bermanfaat.
"Selamat dan sukses untuk UMM dan IKA UMM yang sudah berkiparah di dunia pendidikan dan darma bakti kepada masyarakat. Sekarang kita pun menjadi saksi penyatuan 17 pasangan di hadapan Allah dalam ikatan suci pernikahan," ujarnya. (hms)
Baca juga: Empat proposal mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang maju Pimnas
Proses nikah diadakan di arena panjat dinding (wall climbing), laboratorium farmasi, studio radio, dan crane bengkel otomotif.
Pasangan pengantin yang melakukan akad nikah di arena panjat dinding harus mengenakan helm pengaman meskipun mereka berpakaian pengantin.
Ada tiga pasang pengantin yang melakukan akad nikah di arena panjat dinding, yakni Subandrio dan Nita Regina Matiara Kasih, Dedi Rahman dan Tamara Fitriana, serta Boyke Edo Syahrani dan Maratu Damayanti.
Baca juga: Tiga pasangan ini bakal akad nikah di arena panjat dinding UMM
Kemudian enam pasangan melakukan akad nikah di Laboratorium Farmasi, tiga pasangan menikah di Studio Radio Unima, dan lima pasang menikah di crane Bengkel Otomotif.
Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang Eko Muh Widodo mengatakan nikah bareng ini sebagai bentuk kepedulian sosial UMM diwakili ikatan alumni untuk membantu masyarakat melakukan pernikahan, karena nikah itu tidak mudah terkait dengan biaya dan seterusnya.
"Pernikahan bareng yang digelar UMM ini memfasilitasi pasangan yang ingin menikah terutama yang terkait dengan proses pernikahan semuanya gratis. Mulai pelaminan, biaya pernikahan sampai yang lain menjadi tanggung jawab panitia," katanya.
Ia menuturkan nikah bareng ini merupakan kejutan bagi pengantin, dicarikan tempat-tempat yang unik, mungkin baru yang pertama di Indonesia maupun di dunia.
"Momentum ini akan memberikan kesan tersendiri bagi 17 pasang pengantin. Biasanya nikah dilakukan di masjid atau di rumah tetapi kita carikan spot yang unik. Memori pengantin yang tidak akan pernah terlupakan bahwa nikah saya di arena panjat dinding dan sebagainya," katanya.
Ia menuturkan meskipun pernikahan dilakukan dengan cara unik, tetapi tidak meninggalkan kaidah-kaidah keagamaan, ada saksi, wali, mahar, dan ada ijab qobul.
Seorang pengantin pria Dedi Rahman usai melakukan akad nikah arena panjat dinding mengatakan dirinya merasa senang bisa melakukan nikah dengan cara unik dan akan terkenang sepanjang hidup.
"Sebelumnya saya belum pernah melakukan panjat dinding dan tidak terbayangkan kalau mau menikah dengan cara unik ini. Baru kali ini saya panjat dinding," katanya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Administrasi Setda Kota Magelang Isa Ashari mengapresiasi kegiatan unik itu.
Ia berharap kegiatan itu menjadi inspirasi dan motivasi masyarakat menjadi pribadi yang bermanfaat.
"Selamat dan sukses untuk UMM dan IKA UMM yang sudah berkiparah di dunia pendidikan dan darma bakti kepada masyarakat. Sekarang kita pun menjadi saksi penyatuan 17 pasangan di hadapan Allah dalam ikatan suci pernikahan," ujarnya. (hms)
Baca juga: Empat proposal mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang maju Pimnas