Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan BI Surakarta menjajaki kemungkinan untuk melakukan operasi pasar (OP) cabai menyusul tingginya harga komoditas tersebut.

"Dalam waktu dekat. kami akan melakukan mitigasi dan kalau diperlukan kami akan melakukan operasi pasar," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Surakarta Bambang Pramono di Solo, Senin.

Terkait dengan hal itu, pihaknya akan terlebih dahulu melihat stok di daerah lain, terutama Soloraya. Jika ada beberapa daerah yang surplus, BI yang menjadi bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan mendatangkan komoditas tersebut ke Kota Solo.

"Seberapa besar potensinya kami akan lihat. Dilihat dulu antarpasar wilayah Soloraya. Kalau pasokan tidak mencukupi baru lihat di daerah lain," katanya.


Baca juga: Harga cabai dan biaya pendidikan pemicu inflasi Jateng

Baca juga: Harga cabai bertahan tinggi, Surakarta belum akan operasi pasar

Baca juga: Harga cabai rawit makin liar


Sementara itu, Bambang Pramono meminta masyarakat tidak perlu panik menyikapi kenaikan harga cabai tersebut karena masalah cabai ini sifatnya berulang.

"Ketika harganya bagus, orang ramai-ramai menanam. Kalau harga turun (cabai, red.), dibuang. Ke depan masalah konsumsi penggunaan cabai olahan 'kan tidak salah juga," katanya.

Sebelumnya, Kepala Seksi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta Herminawati menyebutkan pada bulan Juli inflasi Kota Solo tercatat mencapai 0,38 persen.

Berdasarkan data, kelompok bahan makanan menjadi pemicu kenaikan inflasi, salah satunya komoditas cabai.

"Komoditas ini menyumbang inflasi beragam, di antaranya untuk cabai rawit sebesar 0,15 persen, cabai merah sebesar 0,08 persen, dan cabai hijau 0,05 persen," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Kliwon
Copyright © ANTARA 2024