Magelang (ANTARA) - Barisan Atlet Veteran Tenis Indonesia (Baveti) Jawa Tengah mendorong para petenis muda untuk mampu menunjukkan prestasi terbaik sehingga mengharumkan nama Jateng di tingkat regional, nasional, maupun internasional.
"Kita prihatin, pemain muda yang harusnya 'berbicara' ke tingkat regional, nasional, maupun internasional, tapi justru tidak bisa berlaga secara regional, misalnya ke ASEAN. Tidak seperti dulu," kata Ketua Umum Baveti Jawa Tengah Sigit Widyonindito dalam keterangan tertulis di Magelang, Minggu.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan pengukuhan pengurus Baveti Jawa Tengah masa bakti 2019-2024 di Pendopo Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang, belum lama ini, oleh Ketua Baveti Pusat Theo L. Sambuaga.
Sigit yang juga Wali Kota Magelang itu, mengemukakan komitmen Baveti Jawa Tengah untuk memajukan olahraga tenis di provinsi tersebut, antara lain dengan turun ke berbagai daerah di Jateng guna memberikan motivasi dan pelatihan kepada petenis junior.
Menurut dia, para petenis andal dari Jateng, seperti Yus Tejo, Hardiman, Atet Wijono, bisa memberikan inspirasi bagi generasi muda petenis setempat untuk mengembangkan potensi dan menorehkan prestasi terbaik.
Mereka, kata dia, para atlet tenis senior yang membanggakan dan pernah mengharumkan nama bangsa hingga tingkat dunia.
Baveti Jateng di bawah kepemimpinannya, katanya, akan segera merumuskan program-program kerja untuk periode 2019-2024, terkait dengan upaya memajukan dan memotivasi olahraga tenis agar kembali berjaya.
"Kita akan ke daerah-daerah memberikan motivasi, pelatihan kepada atlet muda agar mereka bisa ikut turnamen tingkat dunia, termasuk mendorong agar fasilitas olahraga tenis ditambah," katanya.
Ketua Baveti Pusat Theo L. Sambuaga mengatakan Baveti merupakan organisasi yang membina prestasi, di samping sebagai wadah komunikasi para atlet senior.
Kegiatan organisasi itu, katanya, bertujuan berbagi serta menularkan pengalaman kepada para petenis junior agar termotivasi untuk berprestasi.
"Kita kerja sama dengan Pelti (Persatuan Tenis Lapangan Indonesia) mengadakan pelatihan-pelatihan untuk atlet muda. Kita ingin berkontribusi untuk olahraga ini," kata Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999) itu.
Meskipun Baveti beranggotakan para petenis yang sudah tidak muda lagi, kisaran usia 40-70 tahun, katanya, mereka masih memiliki semangat bahkan mengikuti berbagai turnamen tenis veteran tingkat nasional maupun internasional. (hms)
"Kita prihatin, pemain muda yang harusnya 'berbicara' ke tingkat regional, nasional, maupun internasional, tapi justru tidak bisa berlaga secara regional, misalnya ke ASEAN. Tidak seperti dulu," kata Ketua Umum Baveti Jawa Tengah Sigit Widyonindito dalam keterangan tertulis di Magelang, Minggu.
Ia mengatakan hal itu terkait dengan pengukuhan pengurus Baveti Jawa Tengah masa bakti 2019-2024 di Pendopo Pengabdian Rumah Dinas Wali Kota Magelang, belum lama ini, oleh Ketua Baveti Pusat Theo L. Sambuaga.
Sigit yang juga Wali Kota Magelang itu, mengemukakan komitmen Baveti Jawa Tengah untuk memajukan olahraga tenis di provinsi tersebut, antara lain dengan turun ke berbagai daerah di Jateng guna memberikan motivasi dan pelatihan kepada petenis junior.
Menurut dia, para petenis andal dari Jateng, seperti Yus Tejo, Hardiman, Atet Wijono, bisa memberikan inspirasi bagi generasi muda petenis setempat untuk mengembangkan potensi dan menorehkan prestasi terbaik.
Mereka, kata dia, para atlet tenis senior yang membanggakan dan pernah mengharumkan nama bangsa hingga tingkat dunia.
Baveti Jateng di bawah kepemimpinannya, katanya, akan segera merumuskan program-program kerja untuk periode 2019-2024, terkait dengan upaya memajukan dan memotivasi olahraga tenis agar kembali berjaya.
"Kita akan ke daerah-daerah memberikan motivasi, pelatihan kepada atlet muda agar mereka bisa ikut turnamen tingkat dunia, termasuk mendorong agar fasilitas olahraga tenis ditambah," katanya.
Ketua Baveti Pusat Theo L. Sambuaga mengatakan Baveti merupakan organisasi yang membina prestasi, di samping sebagai wadah komunikasi para atlet senior.
Kegiatan organisasi itu, katanya, bertujuan berbagi serta menularkan pengalaman kepada para petenis junior agar termotivasi untuk berprestasi.
"Kita kerja sama dengan Pelti (Persatuan Tenis Lapangan Indonesia) mengadakan pelatihan-pelatihan untuk atlet muda. Kita ingin berkontribusi untuk olahraga ini," kata Menteri Negara Perumahan dan Pemukiman Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999) itu.
Meskipun Baveti beranggotakan para petenis yang sudah tidak muda lagi, kisaran usia 40-70 tahun, katanya, mereka masih memiliki semangat bahkan mengikuti berbagai turnamen tenis veteran tingkat nasional maupun internasional. (hms)