Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil mengunjungi kantor salah satu produsen teh Inggris, Finlays, dalam kunjungan kerjanya di Inggris, Selasa (23/7) waktu setempat dan pada kesempatan tersebut Emil mempromosikan teh Jawa Barat di Inggris.
"Saya datang ke sini (kantor Finlays) sebagai marketing, mencoba jualan teh produk Jawa Barat," kata Gubernur Emil dalam siaran persnya.
Dalam kunjungannya, Emil membawa berbagai produk teh PTPN VIII, salah satunya white tea termahal di dunia yang berharga 60 dolar AS per kilogram. Namun, dia mengatakan bahwa teh Jawa Barat belum bisa memikat masyarakat Eropa, khususnya Inggris.
"Ternyata kenapa, karena katanya teh dari kita itu tidak pas saat dicampur susu. Habit mereka di sini kan, kalau minum teh pakai susu," ucapnya.
Situasi tersebut, kata Emil, menjadi pekerjaan rumah bagi produsen teh Indonesia, khususnya Jawa Barat, agar bisa memasok kebutuhan teh Benua Biru, termasuk Inggris.
Baca juga: Ridwan Kamil "pamer" Program Bahagia Jabar di hadapan Mensos
Setelah mengunjungi kantor Finlays, Emil melakukan pertemuan dengan 12 pengusaha yang tergabung dalam UK ASEAN Bussines Council. Dalam pertemuan itu, Emil menjelaskan potensi investasi di Jawa Barat.
"Ekonomi Indonesia sedang tumbuh, khususnya Jawa Barat, yang pertumbuhannya tahun kemarin 5,6 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional," katanya.
Emil juga memaparkan berbagai pembangunan infrastruktur yang tengah dibangun di Jawa Barat, seperti Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.
"Kita juga tengah mengembangkan kawasan segitiga Rebana yang akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yaitu Cirebon-Pelabuhan Patimban-Kertajati," katanya.
Baca juga: Hyundai akan boyongan ke Jabar dengan investasi Rp40 triliun
"Saya datang ke sini (kantor Finlays) sebagai marketing, mencoba jualan teh produk Jawa Barat," kata Gubernur Emil dalam siaran persnya.
Dalam kunjungannya, Emil membawa berbagai produk teh PTPN VIII, salah satunya white tea termahal di dunia yang berharga 60 dolar AS per kilogram. Namun, dia mengatakan bahwa teh Jawa Barat belum bisa memikat masyarakat Eropa, khususnya Inggris.
"Ternyata kenapa, karena katanya teh dari kita itu tidak pas saat dicampur susu. Habit mereka di sini kan, kalau minum teh pakai susu," ucapnya.
Situasi tersebut, kata Emil, menjadi pekerjaan rumah bagi produsen teh Indonesia, khususnya Jawa Barat, agar bisa memasok kebutuhan teh Benua Biru, termasuk Inggris.
Baca juga: Ridwan Kamil "pamer" Program Bahagia Jabar di hadapan Mensos
Setelah mengunjungi kantor Finlays, Emil melakukan pertemuan dengan 12 pengusaha yang tergabung dalam UK ASEAN Bussines Council. Dalam pertemuan itu, Emil menjelaskan potensi investasi di Jawa Barat.
"Ekonomi Indonesia sedang tumbuh, khususnya Jawa Barat, yang pertumbuhannya tahun kemarin 5,6 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional," katanya.
Emil juga memaparkan berbagai pembangunan infrastruktur yang tengah dibangun di Jawa Barat, seperti Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.
"Kita juga tengah mengembangkan kawasan segitiga Rebana yang akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yaitu Cirebon-Pelabuhan Patimban-Kertajati," katanya.
Baca juga: Hyundai akan boyongan ke Jabar dengan investasi Rp40 triliun