Semarang (ANTARA) - Sanggar Greget Semarang berupaya selalu mewujudkan semangat kebersamaan dalam setiap menampilkan berbagai bentuk kesenian dan kebudayaan, khususnya seni tari.

"Kebersamaan itu bukan hanya dalam hal pekerjaan saja, namun juga dalam hal kesenian dan berbudaya. Itu budaya kita, gotong royong. Nah di sini kami wujudkan gotong royong dalam berkesenian," kata Yoyok Priambodo selaku pengasuh Sanggar Greget Semarang.

Ia menyebutkan semangat kebersamaan dalam berkesenian antara lain ditunjukkan pihaknya pada penutupan penyelenggaraan Gelar Desa Wisata 2019 di Lapangan Garnisun, Kota Semarang, pada Minggu (21/7).

Awalnya, Sanggar Greget Semarang menyuguhkan Tari Pesona Jawa Tengah kepada penonton, namun tak berselang lama kemudian segenap anak-anak ikut tertarik untuk turut menari atau 'flash mob" di hadapan para hadirin.

Lebih lanjut Yoyok menerangkan budaya gotong royong sudah ada di Indonesia sejak zaman dulu.

Selain itu, dirinya juga mengungkapkan jika tarian merupakan salah satu lini kesenian yang dikuasai oleh banyak orang.

"Jadi kalau saat ada acara, ya semua bisa menari bersama-sama seperti pertunjukkan pada penutupan Gelar Desa Wisata kemarin," ujarnya.

Yoyok berharap, pertunjukkan yang digelar serentak secara "flash mob" itu dapat memantik minat masyarakat untuk mengenal kembali kesenian, khususnya seni tari.

"Ini perlu, bagi kami pelaku kesenian untuk regenerasi agar kesenian kita tidak memudar digerus perkembangan zaman dan teknologi," katanya.

Pewarta : Wisnu A.N
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024