Semarang (ANTARA) - Pakar keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Doktor Pratama Persadha menyarankan agar Bank Mandiri segera memulihkan sistem guna mencegah pengambilan dana besar-besaran dari bank (rush money).
"Saya berharap peristiwa tersebut tidak menimbulkan rush money di tengah masyarakat," kata Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (CISSReC) ini kepada ANTARA di Semarang, Sabtu.
Ia mengemukakan hal itu ketika merespons nasabah Bank Mandiri yang saldo tabungannya berkurang dan bertambah. Hal ini tentu sebagian besar yang komplain di media sosial adalah mereka yang tahu saldonya berkurang. Ada yang ratusan ribu rupiah, bahkan jutaan dan belasan juta rupiah.
Bank Mandiri sendiri dalam rilisnya yang diterima media dan masyarakat lewat WhatsApp menerangkan bahwa ada proses maintenance yang sedang terjadi. Bank Mandiri sendiri menjamin saldo nasabah akan kembali seperti semula.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengimbau masyarakat untuk tenang dan menunggu maintenance Bank Mandiri benar-benar selesai serta mengembalikan dana nasabah.
Dosen Etnografi Dunia Maya pada Program Studi S-2 Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini berharap peristiwa ini tidak menimbulkan rush money di tengah masyarakat.
Bila memang penyebab utamanya karena maintenance, menurut Pratama, Bank Mandiri harus benar-benar memastikan sistem update-nya siap terlebih dahulu di lab pengetesan.
"Bila langsung diaplikasikan secara live memang selalu ada kemungkinan eror (error)," kata pria asal Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini.
Ke depan, dia berharap Bank Mandiri harus benar-benar menyiapkan sistemnya dengan baik, terutama saat maintenance dan update.
Peristiwa berubahnya saldo nasabah bila ditelisik, lanjut dia, juga terjadi di Bank Mandiri pada tahun 2017 dan 2018 dengan skala kejadian yang lebih kecil.
"Jangan sampai peristiwa saldo berkurang ini terjadi berulang kali. Nasabah bisa hilang kepercayaan, tidak hanya pada satu bank, bisa membahayakan sistem perbankan nasional," kata Pratama.
Pratama berharap ini menjadi pelajaran untuk seluruh pihak terkait. Apalagi, Bank Mandiri adalah salah satu bank terbesar di Tanah Air. Hal ini untuk menjaga ketenangan dan kenyamanan nasabah yang ujungnya adalah menjaga stabilitas nasional.
Sejak siang, Pratama amati banyak nasabah yang mengeluh tidak bisa lagi mengecek mutasi saldo, bahkan beberapa melaporkan ATM juga relatif tidak bisa melakukan transaksi.
"Nasabah sangat dirugikan, harapannya Mandiri bisa memberikan kompensasi yang layak bagi seluruh nasabah Bank Mandiri," katanya.
Akibat dari sistem yang eror memang dirasakan seluruh nasabah bank Mandiri yang kesulitan melakukan transaksi sejak Sabtu siang. Pratama berharap tidak ada satu rupiah pun uang nasabah yang hilang dan tidak kembali.
Ia menegaskan bahwa teknologi informasi memang terus berkembang hingga membuat perbankan makin tergantung pada teknologi. Namun, itu harus diikuti dengan standar keamanan yang tinggi, baik dari SDM, sistem, maupun teknologi yang dimiliki.
"Keamanan siber kini menjadi faktor yang sangat diperhitungkan oleh banyak negara dan investor sebelum menjalin kerja sama ekonomi," katanya.
"Saya berharap peristiwa tersebut tidak menimbulkan rush money di tengah masyarakat," kata Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (CISSReC) ini kepada ANTARA di Semarang, Sabtu.
Ia mengemukakan hal itu ketika merespons nasabah Bank Mandiri yang saldo tabungannya berkurang dan bertambah. Hal ini tentu sebagian besar yang komplain di media sosial adalah mereka yang tahu saldonya berkurang. Ada yang ratusan ribu rupiah, bahkan jutaan dan belasan juta rupiah.
Bank Mandiri sendiri dalam rilisnya yang diterima media dan masyarakat lewat WhatsApp menerangkan bahwa ada proses maintenance yang sedang terjadi. Bank Mandiri sendiri menjamin saldo nasabah akan kembali seperti semula.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha mengimbau masyarakat untuk tenang dan menunggu maintenance Bank Mandiri benar-benar selesai serta mengembalikan dana nasabah.
Dosen Etnografi Dunia Maya pada Program Studi S-2 Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini berharap peristiwa ini tidak menimbulkan rush money di tengah masyarakat.
Bila memang penyebab utamanya karena maintenance, menurut Pratama, Bank Mandiri harus benar-benar memastikan sistem update-nya siap terlebih dahulu di lab pengetesan.
"Bila langsung diaplikasikan secara live memang selalu ada kemungkinan eror (error)," kata pria asal Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini.
Ke depan, dia berharap Bank Mandiri harus benar-benar menyiapkan sistemnya dengan baik, terutama saat maintenance dan update.
Peristiwa berubahnya saldo nasabah bila ditelisik, lanjut dia, juga terjadi di Bank Mandiri pada tahun 2017 dan 2018 dengan skala kejadian yang lebih kecil.
"Jangan sampai peristiwa saldo berkurang ini terjadi berulang kali. Nasabah bisa hilang kepercayaan, tidak hanya pada satu bank, bisa membahayakan sistem perbankan nasional," kata Pratama.
Pratama berharap ini menjadi pelajaran untuk seluruh pihak terkait. Apalagi, Bank Mandiri adalah salah satu bank terbesar di Tanah Air. Hal ini untuk menjaga ketenangan dan kenyamanan nasabah yang ujungnya adalah menjaga stabilitas nasional.
Sejak siang, Pratama amati banyak nasabah yang mengeluh tidak bisa lagi mengecek mutasi saldo, bahkan beberapa melaporkan ATM juga relatif tidak bisa melakukan transaksi.
"Nasabah sangat dirugikan, harapannya Mandiri bisa memberikan kompensasi yang layak bagi seluruh nasabah Bank Mandiri," katanya.
Akibat dari sistem yang eror memang dirasakan seluruh nasabah bank Mandiri yang kesulitan melakukan transaksi sejak Sabtu siang. Pratama berharap tidak ada satu rupiah pun uang nasabah yang hilang dan tidak kembali.
Ia menegaskan bahwa teknologi informasi memang terus berkembang hingga membuat perbankan makin tergantung pada teknologi. Namun, itu harus diikuti dengan standar keamanan yang tinggi, baik dari SDM, sistem, maupun teknologi yang dimiliki.
"Keamanan siber kini menjadi faktor yang sangat diperhitungkan oleh banyak negara dan investor sebelum menjalin kerja sama ekonomi," katanya.