Semarang (ANTARA) - Container Crane di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang roboh setelah disenggol kapal MV.Soul of Luck diperkirakan akan mengganggu kinerja bongkar muat di terminal internasional itu.
Direktur Utama PT Pelindo 3 Doso Agung di Semarang, Senin, mengatakan, container crane yang roboh pada Minggu (14/7) tersebut merupakan satu dari tujuh alat pengangkat kontainer yang beroperasi di terminal peti kemas Semarang.
Menurut dia, ketiadaan salah satu crane tersebut akan mengakibatkan penurunan kinerja pelabuhan peti kemas sekitar 15 persen.
"Kalau sebelumnya aktivitas bongkar muat bisa 30 kontainer per jam, nantinya akan turun jadi 23 hingga 24 kontainer per jam," katanya. Oleh karena itu, kata dia, sejumlah upaya akan dilakukan.
Ia menjelaskan salah satu container crane di terminal domestik akan dipindah untuk menggantikan crane yang roboh itu. "Butuh waktu sekitar 2 minggu untuk relokasi," tambahnya.
Selain itu, kata dia, juga dimungkinkan mengubah "clossing time" aktivitas bongkar muat peti kemas agar tidak mengganggu waktu operasional.
Baca juga: KSOP Tanjung Emas pastikan container crane roboh tak ganggu aktivitas pelabuhan
Meski memengaruhi kinerja terminal peti kemas, ia menjamin tidak akan terjadi penundaan keberangkatan kapal pengangkut peti kemas dari Pelabuhan Semarang ini.
"Tidak akan terjadi keterlambatan. Keterlambatan tidak akan sampai hitungan hari, tapi hanya beberapa jam saja," katanya.
Sebelumnya diberitakan, MV.Soul of Luck menyenggol hingga roboh container crane di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Minggu sore.
MV.Soul of Luck bertolak dari Pelabuhan Port Klang Malaysia pada 11 Juli 2019 dan tiba di Semarang pada 14 Juli.
Kapal berbobot mati 16.915 GT tersebut menyenggol container crane 3 yang berada paling ujung di terminal peti kemas itu.
Baca juga: Kapal pengangkut peti kemas tabrak crane Pelabuhan Semarang
Direktur Utama PT Pelindo 3 Doso Agung di Semarang, Senin, mengatakan, container crane yang roboh pada Minggu (14/7) tersebut merupakan satu dari tujuh alat pengangkat kontainer yang beroperasi di terminal peti kemas Semarang.
Menurut dia, ketiadaan salah satu crane tersebut akan mengakibatkan penurunan kinerja pelabuhan peti kemas sekitar 15 persen.
"Kalau sebelumnya aktivitas bongkar muat bisa 30 kontainer per jam, nantinya akan turun jadi 23 hingga 24 kontainer per jam," katanya. Oleh karena itu, kata dia, sejumlah upaya akan dilakukan.
Ia menjelaskan salah satu container crane di terminal domestik akan dipindah untuk menggantikan crane yang roboh itu. "Butuh waktu sekitar 2 minggu untuk relokasi," tambahnya.
Selain itu, kata dia, juga dimungkinkan mengubah "clossing time" aktivitas bongkar muat peti kemas agar tidak mengganggu waktu operasional.
Baca juga: KSOP Tanjung Emas pastikan container crane roboh tak ganggu aktivitas pelabuhan
Meski memengaruhi kinerja terminal peti kemas, ia menjamin tidak akan terjadi penundaan keberangkatan kapal pengangkut peti kemas dari Pelabuhan Semarang ini.
"Tidak akan terjadi keterlambatan. Keterlambatan tidak akan sampai hitungan hari, tapi hanya beberapa jam saja," katanya.
Sebelumnya diberitakan, MV.Soul of Luck menyenggol hingga roboh container crane di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Minggu sore.
MV.Soul of Luck bertolak dari Pelabuhan Port Klang Malaysia pada 11 Juli 2019 dan tiba di Semarang pada 14 Juli.
Kapal berbobot mati 16.915 GT tersebut menyenggol container crane 3 yang berada paling ujung di terminal peti kemas itu.
Baca juga: Kapal pengangkut peti kemas tabrak crane Pelabuhan Semarang