Purwokerto (ANTARA) - Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Banyumas Muhammad Arsyad Dalimunthe mengatakan keberadaan koperasi dapat diibaratkan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
"Koperasi itu sebenarnya tidak ditinggalkan (oleh masyarakat). Koperasi itu justru seperti pahlawan tanpa tanda jasa, dia beraksi tetapi jarang terlihat secara kasat mata," katanya di sela acara puncak peringatan Hari Koperasi Nasional 2019 di Gelanggang Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat sore.
Dalam hal ini, dia menyontohkan di kantor-kantor pemerintah terdapat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) yang menyelenggarakan kegiatan simpan-pinjam maupun pertokoan.
Ia mengatakan kegiatan simpan-pinjam tersebut justru sudah menghasilkan ratusan hingga ribuan sarjana meskipun tidak secara langsung, karena anggotanya meminjam uang dari koperasi untuk memenuhi kebutuhan kuliah anaknya.
"Jadi, saya tidak berpikir bahwa orang sudah menjauhi koperasi. Terbukti hari ini juga koperasi di Banyumas juga masih ada 500 lebih," kata pendiri Koperasi Karya Utama Nusantara (Kopkun) Purwokerto itu.
Terkait dengan era revolusi industri 4.0, Arsyad mengatakan koperasi memiliki tantangan untuk beradaptasi secara cerdas karena revolusi industri 4.0 identik dengan modernisasi dan digitalisasi. Adaptasi tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi atau teknologi kekinian.
"Memang kalau hari ini di Purwokerto baru beberapa yang memulai, dan yang menginisiasi adalah teman-teman di Koperasi Karya Utama Nusantara (Kopkun) Institute yang kemudian menyebarkan virusnya dan hari ini di-'trial' di tiga koperasi, yakni Kopkun itu sendiri, Koperasi RSUD Banyumas, dan Koperasi Kredit Sae," katanya.
Ia mengatakan jika uji coba tersebut dapat berjalan dengan sukses, Dekopinda Banyumas akan mengampanyekannya ke seluruh koperasi di Kabupaten Banyumas.
Disinggung mengenai perkembangan Kopkun, dia mengaku saat pertama didirikan pada 1998, tidak pernah terbayangkan sebelumnya karena saat ini telah memiliki tiga toko swalayan yang seluruhnya berada di Purwokerto.
"Sejujurnya, apa yang hari ini saya dapatkan di Kopkun, itu di luar imajinasi saya pada awalnya. Artinya, capaian hari ini sangat layak disyukuri, dan yang kedua ini hasil kemauan segenap pemangku amanah untuk merapatkan barisan dan bekerja sama karena koperasi itu tentang kekitaan. Saya tidak berpikir itu sebagai karya individu dari seorang saya, tetapi itulah karya segenap pemangku amanah," katanya.
Dia mengharapkan manajemen Kopkun saat sekarang terus mengembangkan inovasi karena gerakan mereka telah menjadi perhatian di tingkat nasional.
"Koperasi itu sebenarnya tidak ditinggalkan (oleh masyarakat). Koperasi itu justru seperti pahlawan tanpa tanda jasa, dia beraksi tetapi jarang terlihat secara kasat mata," katanya di sela acara puncak peringatan Hari Koperasi Nasional 2019 di Gelanggang Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat sore.
Dalam hal ini, dia menyontohkan di kantor-kantor pemerintah terdapat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) yang menyelenggarakan kegiatan simpan-pinjam maupun pertokoan.
Ia mengatakan kegiatan simpan-pinjam tersebut justru sudah menghasilkan ratusan hingga ribuan sarjana meskipun tidak secara langsung, karena anggotanya meminjam uang dari koperasi untuk memenuhi kebutuhan kuliah anaknya.
"Jadi, saya tidak berpikir bahwa orang sudah menjauhi koperasi. Terbukti hari ini juga koperasi di Banyumas juga masih ada 500 lebih," kata pendiri Koperasi Karya Utama Nusantara (Kopkun) Purwokerto itu.
Terkait dengan era revolusi industri 4.0, Arsyad mengatakan koperasi memiliki tantangan untuk beradaptasi secara cerdas karena revolusi industri 4.0 identik dengan modernisasi dan digitalisasi. Adaptasi tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi atau teknologi kekinian.
"Memang kalau hari ini di Purwokerto baru beberapa yang memulai, dan yang menginisiasi adalah teman-teman di Koperasi Karya Utama Nusantara (Kopkun) Institute yang kemudian menyebarkan virusnya dan hari ini di-'trial' di tiga koperasi, yakni Kopkun itu sendiri, Koperasi RSUD Banyumas, dan Koperasi Kredit Sae," katanya.
Ia mengatakan jika uji coba tersebut dapat berjalan dengan sukses, Dekopinda Banyumas akan mengampanyekannya ke seluruh koperasi di Kabupaten Banyumas.
Disinggung mengenai perkembangan Kopkun, dia mengaku saat pertama didirikan pada 1998, tidak pernah terbayangkan sebelumnya karena saat ini telah memiliki tiga toko swalayan yang seluruhnya berada di Purwokerto.
"Sejujurnya, apa yang hari ini saya dapatkan di Kopkun, itu di luar imajinasi saya pada awalnya. Artinya, capaian hari ini sangat layak disyukuri, dan yang kedua ini hasil kemauan segenap pemangku amanah untuk merapatkan barisan dan bekerja sama karena koperasi itu tentang kekitaan. Saya tidak berpikir itu sebagai karya individu dari seorang saya, tetapi itulah karya segenap pemangku amanah," katanya.
Dia mengharapkan manajemen Kopkun saat sekarang terus mengembangkan inovasi karena gerakan mereka telah menjadi perhatian di tingkat nasional.