Klaten (ANTARA) -
SMPN 1 Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengajak calon siswa memiliki sikap ramah lingkungan dengan membawa botol plastik untuk ditukarkan dengan stopmap penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang sudah berisi blangko formulir.
"Jika di tempat lain stopmap harus membeli seharga Rp5.000, di tempat kami cukup ditukarkan dengan botol plastik," kata Kepala SMPN 1 Jogonalan Endah Sulistyowati di Klaten, Selasa.
Ia mengatakan langkah tersebut bertujuan untuk mengajari calon siswa mengelola sampah plastik.
Pada proses pendaftaran tersebut setiap calon siswa membawa satu botol plastik yang diisi dengan sampah plastik.
"Penukaran ini dilakukan oleh seluruh pendaftar yang sudah dimulai sejak hari pertama pendaftaran Senin (1/7)," katanya.
Baca juga: Jateng gelorakan industri hijau yang ramah lingkungan
Dengan banyaknya botol plastik yang terkumpul, selanjutnya pihak sekolah akan membuat ecobrick, yaitu botol plastik yang diisi padat dengan limbah "nonbiological" digunakan untuk membuat bangunan.
"Nantinya botol-botol ini akan digunakan untuk membuat pagar sekolah," katanya.
Ia mengaku program tersebut mendapatkan sambutan positif dari orang tua maupun calon siswa mengingat konsep tersebut masih jarang dipraktikkan oleh sekolah lain.
Sementara itu, dikatakannya, kegiatan tersebut masuk dalam program "Student Goes to River", yaitu menanamkan kepedulian siswa dalam pengelolaan sampah, khususnya sampah yang ada di sungai.
Bahkan, pada tahun ini, dikatakannya, sekolah tersebut membuat program puasa plastik, yaitu sampah plastik yang ada diolah menjadi barang yang berguna.
SMPN 1 Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengajak calon siswa memiliki sikap ramah lingkungan dengan membawa botol plastik untuk ditukarkan dengan stopmap penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang sudah berisi blangko formulir.
"Jika di tempat lain stopmap harus membeli seharga Rp5.000, di tempat kami cukup ditukarkan dengan botol plastik," kata Kepala SMPN 1 Jogonalan Endah Sulistyowati di Klaten, Selasa.
Ia mengatakan langkah tersebut bertujuan untuk mengajari calon siswa mengelola sampah plastik.
Pada proses pendaftaran tersebut setiap calon siswa membawa satu botol plastik yang diisi dengan sampah plastik.
"Penukaran ini dilakukan oleh seluruh pendaftar yang sudah dimulai sejak hari pertama pendaftaran Senin (1/7)," katanya.
Baca juga: Jateng gelorakan industri hijau yang ramah lingkungan
Dengan banyaknya botol plastik yang terkumpul, selanjutnya pihak sekolah akan membuat ecobrick, yaitu botol plastik yang diisi padat dengan limbah "nonbiological" digunakan untuk membuat bangunan.
"Nantinya botol-botol ini akan digunakan untuk membuat pagar sekolah," katanya.
Ia mengaku program tersebut mendapatkan sambutan positif dari orang tua maupun calon siswa mengingat konsep tersebut masih jarang dipraktikkan oleh sekolah lain.
Sementara itu, dikatakannya, kegiatan tersebut masuk dalam program "Student Goes to River", yaitu menanamkan kepedulian siswa dalam pengelolaan sampah, khususnya sampah yang ada di sungai.
Bahkan, pada tahun ini, dikatakannya, sekolah tersebut membuat program puasa plastik, yaitu sampah plastik yang ada diolah menjadi barang yang berguna.