Sentani, Jayapura (ANTARA) - Helikopter MI 17 milik TNI AD yang hilang kontak di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Jumat (28/6) pukul 11.44 WIT, diperkirakan ada di punggung Gunung Aprok, Distrik Oksop.
"Tim SAR darat sedang mendaki Gunung Aprok dan Gunung Mol. Diperkirakan heli ada di balik Gunung Aprok karena bunyi gemuruhnya ada di belakang gunung itu," kata Dandim 1702 Jayawijaya Letkol Inf. Chandra Dianto ketika dikonfirmasi dari Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu.
Hal tersebut didasarkan dari keterangan warga setempat yang sempat mendengar suara gemuruh.
Menurut dia, tim SAR darat menghadapi kondisi geografis yang tidak mudah karena warga setempat tidak pernah masuk ke lokasi tersebut.
"Gunung Aprok disakralkan oleh masyarakat adat setempat. Tadi sudah dilakukan ritual supaya tim bisa masuk," katanya.
Lokasi Gunung Aprok berdekatan dengan Gunung Tangok, lokasi jatuhnya pesawat Trigana pada 16 Agustus 2015.
Tim SAR Darat, kata dia, diyakini bisa segera mencapai punggung Gunung Aprok karena mereka juga melibatkan warga setempat.
"Hitungan warga setempat pada pukul 08.00 WIT dari Kampung Mimin, tim tadi berangkat subuh, mungkin sore ini sudah tiba di balik gunung," katanya.
Selain itu, Chandra menyebutkan bahwa 25 personel tim SAR gabungan yang diberangkatkan dari Jayapura sudah tiba di Oksibil, pegunungan Bintang. Mereka segera bergabung dengan tim yang telah berada di Gunung Aprok.
Helikopter MI-17 milik Penerbad TNI AD hilang kontak sesaat setelah lepas landas dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Heli akan menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
"Pesawat tersebut dilaporkan membawa 12 orang terdiri atas tujuh orang kru dan lima personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos," ujar Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf. Muhammad Aidi.
Helikopter tersebut tengah melakukan misi pendorongan logistik (dorlog) ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab.
Bertolak dari Distrik Okbibab, penerbangan dilanjutkan ke Bandara Oksibil untuk pengisian bahan bakar.
"Pada pukul 11.44 WIT heli MI-17 take off dari Bandara Oksibil menuju Sentani. Sesuai dengan perkiraan waktu seharusnya heli MI-17 mendarat di Sentani pukul 13.11 WIT. Namun, sampai saat ini belum ada komunikasi ataupun berita tentang keberadaan heli tersebut," kata Aidi.
"Tim SAR darat sedang mendaki Gunung Aprok dan Gunung Mol. Diperkirakan heli ada di balik Gunung Aprok karena bunyi gemuruhnya ada di belakang gunung itu," kata Dandim 1702 Jayawijaya Letkol Inf. Chandra Dianto ketika dikonfirmasi dari Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu.
Hal tersebut didasarkan dari keterangan warga setempat yang sempat mendengar suara gemuruh.
Menurut dia, tim SAR darat menghadapi kondisi geografis yang tidak mudah karena warga setempat tidak pernah masuk ke lokasi tersebut.
"Gunung Aprok disakralkan oleh masyarakat adat setempat. Tadi sudah dilakukan ritual supaya tim bisa masuk," katanya.
Lokasi Gunung Aprok berdekatan dengan Gunung Tangok, lokasi jatuhnya pesawat Trigana pada 16 Agustus 2015.
Tim SAR Darat, kata dia, diyakini bisa segera mencapai punggung Gunung Aprok karena mereka juga melibatkan warga setempat.
"Hitungan warga setempat pada pukul 08.00 WIT dari Kampung Mimin, tim tadi berangkat subuh, mungkin sore ini sudah tiba di balik gunung," katanya.
Selain itu, Chandra menyebutkan bahwa 25 personel tim SAR gabungan yang diberangkatkan dari Jayapura sudah tiba di Oksibil, pegunungan Bintang. Mereka segera bergabung dengan tim yang telah berada di Gunung Aprok.
Helikopter MI-17 milik Penerbad TNI AD hilang kontak sesaat setelah lepas landas dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Heli akan menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
"Pesawat tersebut dilaporkan membawa 12 orang terdiri atas tujuh orang kru dan lima personel Satgas Yonif 725/Wrg yang akan melaksanakan pergantian pos," ujar Kapendam XVII Cenderawasih Kolonel Inf. Muhammad Aidi.
Helikopter tersebut tengah melakukan misi pendorongan logistik (dorlog) ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab.
Bertolak dari Distrik Okbibab, penerbangan dilanjutkan ke Bandara Oksibil untuk pengisian bahan bakar.
"Pada pukul 11.44 WIT heli MI-17 take off dari Bandara Oksibil menuju Sentani. Sesuai dengan perkiraan waktu seharusnya heli MI-17 mendarat di Sentani pukul 13.11 WIT. Namun, sampai saat ini belum ada komunikasi ataupun berita tentang keberadaan heli tersebut," kata Aidi.