Jakarta (ANTARA) - Musisi kondang Iwan Wiradz memimpin perhelatan orkestra bertajuk "The Harmony of Betawi", di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat.
Iwan yang dikenal sebagai pemain perkusi di Indonesia 6 ini menunjukkan kepiawaiannya sebagai konduktor orkestra yang merupakan kolaborasi seniman dan musisi tradisional Betawi dengan musisi pop atau modern.
"Musik tradisional tidak hanya sekadar dipelihara, namun juga harus ada inovasi, harus membuat sejarah baru," kata Iwan, saat ditemui usai perhelatan tersebut selesai.
Menurut dia, dengan adanya inovasi dari penggunaan instrumen musik tradisional hingga pengenalan lagu-lagu daerah, dapat menggugah minat anak-anak muda bangsa untuk ikut serta melestarikan budaya melalui karya musik.
"Kita tahu alat-alat musik di Indonesia itu sangat beragam, dan ini harus dikenalkan ke anak-anak muda. Potensi mereka juga ada," ujar Iwan.
Potensi itu, lanjut dia, sangat terlihat jelas ketika sesi latihannya bersama semua elemen di orkestra selama tiga hari tersebut, mengingat banyak dari anggota yang tidak mengerti not balok.
"Walau begitu, setelah dilatih dan dilatih, terbukti bisa. Telinga dan 'sense' mereka ada. Dengan persiapan tiga hari tersebut bisa memberi penampilan terbaik," kata Iwan pula.
Ia optimistis bakat-bakat dari generasi muda Indonesia dalam bidang musik dapat digali dan diasah lebih baik lagi, dan mampu mengenalkan musik nasional kepada dunia.
Pusat Pelatihan Seni Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menghelat orkestra Betawi bertajuk "The Harmony of Betawi" untuk pertama kalinya.
Dalam pertunjukan ini, Iwan sebagai music director menampilkan rentetan lagu daerah, lagu pop Indonesia, hingga lagu-lagu hits mancanegara seperti "Beat It" karya Michael Jackson dan "Love of My Life" milik Queen bersama orkestra Betawi.
Tak hanya unjuk gigi menjadi konduktor, ia pun turut serta memainkan perkusi hingga memainkan alat musik tradisional kecapi.
Kepuasaan penonton juga didukung dengan penampilan dari tari-tarian tradisional dan modern, serta alunan vokal dari Dewi Gita, Kiki Juliar, dan BID Band.
Iwan yang dikenal sebagai pemain perkusi di Indonesia 6 ini menunjukkan kepiawaiannya sebagai konduktor orkestra yang merupakan kolaborasi seniman dan musisi tradisional Betawi dengan musisi pop atau modern.
"Musik tradisional tidak hanya sekadar dipelihara, namun juga harus ada inovasi, harus membuat sejarah baru," kata Iwan, saat ditemui usai perhelatan tersebut selesai.
Menurut dia, dengan adanya inovasi dari penggunaan instrumen musik tradisional hingga pengenalan lagu-lagu daerah, dapat menggugah minat anak-anak muda bangsa untuk ikut serta melestarikan budaya melalui karya musik.
"Kita tahu alat-alat musik di Indonesia itu sangat beragam, dan ini harus dikenalkan ke anak-anak muda. Potensi mereka juga ada," ujar Iwan.
Potensi itu, lanjut dia, sangat terlihat jelas ketika sesi latihannya bersama semua elemen di orkestra selama tiga hari tersebut, mengingat banyak dari anggota yang tidak mengerti not balok.
"Walau begitu, setelah dilatih dan dilatih, terbukti bisa. Telinga dan 'sense' mereka ada. Dengan persiapan tiga hari tersebut bisa memberi penampilan terbaik," kata Iwan pula.
Ia optimistis bakat-bakat dari generasi muda Indonesia dalam bidang musik dapat digali dan diasah lebih baik lagi, dan mampu mengenalkan musik nasional kepada dunia.
Pusat Pelatihan Seni Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta menghelat orkestra Betawi bertajuk "The Harmony of Betawi" untuk pertama kalinya.
Dalam pertunjukan ini, Iwan sebagai music director menampilkan rentetan lagu daerah, lagu pop Indonesia, hingga lagu-lagu hits mancanegara seperti "Beat It" karya Michael Jackson dan "Love of My Life" milik Queen bersama orkestra Betawi.
Tak hanya unjuk gigi menjadi konduktor, ia pun turut serta memainkan perkusi hingga memainkan alat musik tradisional kecapi.
Kepuasaan penonton juga didukung dengan penampilan dari tari-tarian tradisional dan modern, serta alunan vokal dari Dewi Gita, Kiki Juliar, dan BID Band.