Purwokerto (ANTARA) - Program pemberdayaan bagi masyarakat pesisir pantai perlu terus diintensifkan guna meningkatkan kesejahteraan nelayan, kata pengamat ekonomi perikanan dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Teuku Junaidi. 

"Program pemberdayaan bagi masyarakat pesisir dalam hal ini masyarakat nelayan perlu menjadi program prioritas," katanya di Purwokerto, Jateng, Selasa.

Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kata dia, nelayan bukan hanya membutuhkan perhatian dalam bentuk modal kerja, namun juga keterampilan tambahan.

"Misalkan keterampilan yang dapat menopang mereka pada saat musim angin dan gelombang besar, juga menjadi solusi pada saat kondisi fisik tidak memungkinkan mereka untuk berlayar," katanya.

Dia mencontohkan salah satu pelatihan keterampilan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat nelayan adalah pelatihan bercocok tanam di lahan berpasir.

"Penerapan teknologi untuk mendukung sektor pertanian di lahan berpasir pernah dilakukan oleh pakar pertanian Unsoed Dr. Ir. Saparso dan telah diimplementasikan di beberapa desa di Kecamatan Grabag, Purworejo dan berhasil membudidayakan kubis dan bawang merah di lahan berpasir," katanya.

Keberhasilan tersebut, kata dia, menunjukkan sektor pertanian di lahan berpasir dapat dikembangkan dan dapat mendukung program pemberdayaan nelayan.

"Kubis dan bawang merah yang biasa ditanam di lahan pegunungan saat ini bisa diterapkan di lahan berpasir. Pendekatan dilakukan dengan membina anggota kelompok yang dapat menjadi agen perubahan. Dengan demikian agen-agen perubahan ini akan menjadi contoh bagi yang lain," katanya.

Sebelumnya, dia juga mengatakan untuk menyukseskan program pemberdayaan bagi nelayan perlu kerja sama berbagai pihak terkait, mulai pemerintah, dunia usaha, hingga perguruan tinggi.

Peran pemerintah, kata dia, dapat berupa program pelatihan dan pengaktifan kembali Balai Latihan Kerja.

Peran perguruan tinggi, kata dia, dapat berupa transfer ilmu dan teknologi kepada para nelayan.


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024