Pekalongan (ANTARA) - Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Mari kita jaga tali persatuan dan persaudaraan sehingga jadi benteng kokoh bangsa ini karena pertahanan negara mesti dijaga seluruh elemen," kata Habib Luthfi di kediamannya Kota Pekalongan, Rabu, usai menerima kunjungan silaturahim Gubernur Ganjar Pranowo.
Menurut Habib Luthfi, berkaitan dengan Hari Raya Idul Fitri 1440 H, maka semangat serta esensi ibadah puasa harus selalu diterapkan pada kehidupan berbangsa sehingga nafsu merusak bangsa atau persaudaraan akan terkikis dan meminimalkan pertikaian sesama anak bangsa.
"Mari kita buahkan hasil puasa yang telah kita semuanya mampu untuk meredam peranan nafsu-nafsu kita. Buah itu sangat kita butuhkan untuk mempererat tali persatuan dan kesatuan sehingga tidak memberikan peluang bagi oknum-oknum yang rela melihat Indonesia dipecah belah," ujarnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menambahkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia itu menjadi harga mati.
"Menjaga persatuan dan kekokohan NKRI, menjaga nilai-nilai luhur Pancasila, menjaga bangsa yang lentur agar tidak mudah dipecah belah, bangsa yang kokoh persaudaraannya," kata Ganjar.
Ganjar berpendapat jika hal tersebut bersemayam kuat di dada setiap anak bangsa, maka kemajuan bukan hal mustahil bagi Indonesia, namun yang tidak boleh dilupakan adalah soal perekonomian, yang mesti dikeroyok dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat.
"Karena ada nilai ketenteraman di sana, kekompakan ini yang membuat kita jadi kenyal, tidak mudah diremuk dari luar. Seperti yang selalu disampaikan Habib Luthfi, jika kamu cinta NKRI, buktikan," tegasnya. (LHP)
"Mari kita jaga tali persatuan dan persaudaraan sehingga jadi benteng kokoh bangsa ini karena pertahanan negara mesti dijaga seluruh elemen," kata Habib Luthfi di kediamannya Kota Pekalongan, Rabu, usai menerima kunjungan silaturahim Gubernur Ganjar Pranowo.
Menurut Habib Luthfi, berkaitan dengan Hari Raya Idul Fitri 1440 H, maka semangat serta esensi ibadah puasa harus selalu diterapkan pada kehidupan berbangsa sehingga nafsu merusak bangsa atau persaudaraan akan terkikis dan meminimalkan pertikaian sesama anak bangsa.
"Mari kita buahkan hasil puasa yang telah kita semuanya mampu untuk meredam peranan nafsu-nafsu kita. Buah itu sangat kita butuhkan untuk mempererat tali persatuan dan kesatuan sehingga tidak memberikan peluang bagi oknum-oknum yang rela melihat Indonesia dipecah belah," ujarnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menambahkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia itu menjadi harga mati.
"Menjaga persatuan dan kekokohan NKRI, menjaga nilai-nilai luhur Pancasila, menjaga bangsa yang lentur agar tidak mudah dipecah belah, bangsa yang kokoh persaudaraannya," kata Ganjar.
Ganjar berpendapat jika hal tersebut bersemayam kuat di dada setiap anak bangsa, maka kemajuan bukan hal mustahil bagi Indonesia, namun yang tidak boleh dilupakan adalah soal perekonomian, yang mesti dikeroyok dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat.
"Karena ada nilai ketenteraman di sana, kekompakan ini yang membuat kita jadi kenyal, tidak mudah diremuk dari luar. Seperti yang selalu disampaikan Habib Luthfi, jika kamu cinta NKRI, buktikan," tegasnya. (LHP)