Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Jawa Tengah, menginformasikan bahwa hingga saat ini sudah enam desa di wilayah setempat yang mulai mengalami krisis air bersih menyusul curah hujan yang terus menurun.

"Hingga hari ini sudah enam desa yang mulai mengalami krisis air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Ariono Poerwanto di Banyumas, Jumat.

Dia menyebutkan enam desa tersebut antara lain, Desa Banjarparakan Kecamatan Rawalo, Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh, Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja dan Desa Kediri, Kecamatan Karanglewas. Selain itu, Desa Srowot, Kecamatan Kalibagor dan Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang.
"Permintaan pendistribusian air bersih dari warga Desa Srowot, Kecamatan Kalibagor dan Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang masuk ke kami pada H-1 Lebaran 2019," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya sudah menyalurkan air bersih ke desa-desa yang terdampak kekeringan guna membantu warga yang membutuhkan.

Sebelumnya, dia juga menyampaikan akan tetap menyiagakan tim selama libur Lebaran 2019 untuk mengantisipasi kekeringan dan krisis air bersih. "Tim kami tetap siaga selama libur Lebaran untuk menghadapi kemungkinan adanya permintaan dari masyarakat yang membutuhkan air pendistribusian bersih," katanya.

Untuk itu, kata dia, bagi masyarakat yang di wilayahnya mengalami krisis air bersih dan kekeringan bisa menyampaikan informasi ke Kantor BPBD Banyumas. "Walaupun libur Lebaran, namun tim kami tetap siaga sehingga masyarakat jangan ragu melaporkan jika di wilayahnya mengalami kekeringan," katanya.

Hingga saat ini, kata dia, pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap wilayah-wilayah di Kabupaten Banyumas yang berpotensi mengalami kekeringan.

Berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Banyumas diketahui pada tahun 2018 lalu ada sejumlah kecamatan yang mengalami kekeringan di Banyumas, antara lain Sumpiuh, Banyumas, Somagede, Kalibagor, Cilongok, Purwojati, Kebasen, dan Karanglewas.


Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024