Magelang (ANTARA) - Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina menyatakan kesiapan kota itu menyambut Idul Fitri 1440 Hijriah setelah bersama jajaran forum pimpinan daerah setempat melakukan pemantauan ke berbagai tempat pelayanan publik, Rabu.
Sejumlah tempat strategis dan pelayanan publik yang dikunjungi, antara lain Terminal Tidar, Perusahaan Otobus (PO) Handoyo, Pusat Koperasi Konsumen yang menjadi salah satu penyalur elpiji, Pasar Kebonpolo, toko modern, pos pengamanan dan pengamanan Lebaran di alun-alun setempat.
"Kita siap menyambut Idul Fitri, aman, terkendali, harga-harga masih dalam jangkauan. Ibu-ibu tadi juga mengatakan harga masih bagus, naik Rp 500-Rp 1000 itu wajar. Semua memanfaatkan momen ini untuk sama-sama mencari rejeki," ujar dia.
Dalam kunjungan ke terminal dan salah satu perusahaan otobus, ia mendapatkan informasi tentang kesiapan kru dan armada untuk melayani pemudik dan barang.
"Kesiapan sudah bagus tapi kadang ada sopir yang kesehatannya perlu dikontrol, ada yang tensi tinggi. Ini ada dua kemungkinan, karena makan kurang enak juga bisa atau kurang istrihat. Tapi tadi ada yang dirujuk ke puskesmas, dikasih obat, disuruh istirahat sebentar dan siap untuk mengemudi lagi," katanya.
Dalam peninjauan ke Pasar Kebonbolo, tidak ditemukan barang atau produk makanan yang menggunakan bahan pengawet berbahaya. Di tempat itu, tim dari Dinas Kesehatan melakukan uji laboratoris tentang sampel produk makanan.
Ia mengemukakan pentingnya produk makanan yang layak dan berkualitas supaya tidak mengganggu kesehatan konsumen.
"Layak dikonsumsi. Utamanya tadi ada mi, kalau mi basah mungkin ada pengawet atau apa tadi, tapi ternyata hasil tesnya bagus," kata dia dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Tentang persediaan elpiji, ia menyatakan cukup hingga akhir Juni mendatang. Di Kantor PKK di Jalan Piere Tendean Kota Magelang, stok elpiji sekitar 170.120 tabung, baik reguler maupun tambahan.
Namun, katanya, masyarakat harus menggunakan elpiji sesuai peruntukan, di mana elpiji tiga kilogram untuk warga kurang mampu, dan elpiji lima dan 12 kilogram untuk warga mampu dan kalangan pengusaha.
"Sampai akhir Ramadhan dan Idul Fitria tidak perlu khawatir, asal gas digunakan sesuai peruntukannya. Kalau warga berpenghasilan rendah, warga miskin pakai gas melon. Yang mampu ya harus punya 'pride', harga diri, untuk tidak menggunakan yang bukan peruntukkannya," katanya. (hms)
Sejumlah tempat strategis dan pelayanan publik yang dikunjungi, antara lain Terminal Tidar, Perusahaan Otobus (PO) Handoyo, Pusat Koperasi Konsumen yang menjadi salah satu penyalur elpiji, Pasar Kebonpolo, toko modern, pos pengamanan dan pengamanan Lebaran di alun-alun setempat.
"Kita siap menyambut Idul Fitri, aman, terkendali, harga-harga masih dalam jangkauan. Ibu-ibu tadi juga mengatakan harga masih bagus, naik Rp 500-Rp 1000 itu wajar. Semua memanfaatkan momen ini untuk sama-sama mencari rejeki," ujar dia.
Dalam kunjungan ke terminal dan salah satu perusahaan otobus, ia mendapatkan informasi tentang kesiapan kru dan armada untuk melayani pemudik dan barang.
"Kesiapan sudah bagus tapi kadang ada sopir yang kesehatannya perlu dikontrol, ada yang tensi tinggi. Ini ada dua kemungkinan, karena makan kurang enak juga bisa atau kurang istrihat. Tapi tadi ada yang dirujuk ke puskesmas, dikasih obat, disuruh istirahat sebentar dan siap untuk mengemudi lagi," katanya.
Dalam peninjauan ke Pasar Kebonbolo, tidak ditemukan barang atau produk makanan yang menggunakan bahan pengawet berbahaya. Di tempat itu, tim dari Dinas Kesehatan melakukan uji laboratoris tentang sampel produk makanan.
Ia mengemukakan pentingnya produk makanan yang layak dan berkualitas supaya tidak mengganggu kesehatan konsumen.
"Layak dikonsumsi. Utamanya tadi ada mi, kalau mi basah mungkin ada pengawet atau apa tadi, tapi ternyata hasil tesnya bagus," kata dia dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Tentang persediaan elpiji, ia menyatakan cukup hingga akhir Juni mendatang. Di Kantor PKK di Jalan Piere Tendean Kota Magelang, stok elpiji sekitar 170.120 tabung, baik reguler maupun tambahan.
Namun, katanya, masyarakat harus menggunakan elpiji sesuai peruntukan, di mana elpiji tiga kilogram untuk warga kurang mampu, dan elpiji lima dan 12 kilogram untuk warga mampu dan kalangan pengusaha.
"Sampai akhir Ramadhan dan Idul Fitria tidak perlu khawatir, asal gas digunakan sesuai peruntukannya. Kalau warga berpenghasilan rendah, warga miskin pakai gas melon. Yang mampu ya harus punya 'pride', harga diri, untuk tidak menggunakan yang bukan peruntukkannya," katanya. (hms)