Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan jajaran aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemerintah provinsi setempat agar menolak berbagai bentuk gratifikasi sebagai bentuk menjunjung tinggi integritas "Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi".
"Para ASN harus berani dan berintegritas 'Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi' karena gratifikasi dikhawatirkan memengaruhi sesuatu keputusan. Selain itu, pola ASN di lingkungan Pemprov Jateng saat ini harus melayani masyarakat dengan mudah, murah, cepat, dan tuntas sehingga membuat masyarakat tersenyum," katanya di Semarang, Selasa.
Ganjar mengaku masih menerima sejumlah aduan dugaan pungutan liar antara pihak guru dengan muridnya di sejumlah sekolah.
"Saya masih menerima laporan dari orangtua wali murid di Kebumen ada anaknya disuruh beli buku oleh gurunya. Lalu di Sragen ada yang meminta muridnya beli batik," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar di hadapan ratusan peserta pelatihan dasar dan prajabatan K2 CPNS di Auditorium Sasana Widya Praja Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jateng.
Menurut Ganjar, tindakan tersebut ujung-ujungnya mengambil keuntungan, namun ada sebagian pihak yang mengatakan bahwa keuntungan tersebut merupakan rezeki.
Terkait dengan adanya laporan tersebut, Ganjar mengaku telah meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk menindaklanjuti dengan melakukan pengecekan langsung di lapangan.
"Para ASN harus berani dan berintegritas 'Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi' karena gratifikasi dikhawatirkan memengaruhi sesuatu keputusan. Selain itu, pola ASN di lingkungan Pemprov Jateng saat ini harus melayani masyarakat dengan mudah, murah, cepat, dan tuntas sehingga membuat masyarakat tersenyum," katanya di Semarang, Selasa.
Ganjar mengaku masih menerima sejumlah aduan dugaan pungutan liar antara pihak guru dengan muridnya di sejumlah sekolah.
"Saya masih menerima laporan dari orangtua wali murid di Kebumen ada anaknya disuruh beli buku oleh gurunya. Lalu di Sragen ada yang meminta muridnya beli batik," ujarnya.
Hal tersebut disampaikan Ganjar di hadapan ratusan peserta pelatihan dasar dan prajabatan K2 CPNS di Auditorium Sasana Widya Praja Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jateng.
Menurut Ganjar, tindakan tersebut ujung-ujungnya mengambil keuntungan, namun ada sebagian pihak yang mengatakan bahwa keuntungan tersebut merupakan rezeki.
Terkait dengan adanya laporan tersebut, Ganjar mengaku telah meminta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk menindaklanjuti dengan melakukan pengecekan langsung di lapangan.