Solo (ANTARA) - Pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Arif Zainudin Surakarta mengikuti kegiatan melukis bersama di peringatan Hari Skizofrenia.
"Pada peringatan ini kami menyelenggarakan Pekan Peduli Skizofrenia. Tujuannya untuk mematahkan anggapan negatif tentang penderita skizofrenia. Sebetulnya mereka bisa kembali bermasyarakat, bersosialisasi, dan yang punya potensi bisa mengembangkan potensinya," kata Kepala Instalasi Promosi kesehatan RS dan Kesehatan Jiwa Masyarakat RSJD dr Arif Zainudin Surakarta, Maria Rini Indriarti di sela kegiatan di Solo, Selasa.
Ia menambahkan selama ini masih banyak kasus di mana penderita skizofrenia disembunyikan oleh keluarga sehingga tidak mendapatkan terapi yang semestinya.
"Malah sampai sekarang kasus pasung masih banyak. Padahal sekarang pengobatan sangat maju. Oleh karena itu, melalui Pekan Peduli Skizofrenia ini kami ingin merangkul mereka, mengajak mereka mengembangkan diri sehingga dapat kembali ke kehidupan yang berkualitas," jelasnya.
Terkait dengan kegiatan melukis, menurutnya lukis merupakan salah satu cara yang bisa dimanfaatkan untuk mengeluarkan rasa emosi sekaligus bisa sebagai sarana relaksasi.
"Memang ada beberapa yang mampu membuat lukisan, beberapa media bisa digunakan. Harapannya mereka mampu produktif dengan lukisan ini," katanya.
Selain melukis, tambahnya beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada Pekan Peduli Skizofrenia diantaranya pasien diajak membuat telur asin, batik celup, belajar wirausaha, dan dilakukan pula bakti sosial berupa kunjungan rumah sakit ke keluarga skizofrenia yang duafa.
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan Adriesti Herdaetha mengemukakan kegiatan tersebut bertujuan untuk membangkitkan kesadaran bahwa penderita skizofrenia juga manusia.
"Kegiatan ini bukan untuk pasiennya tetapi orang-orang di sekitarnya. Harapannya agar lebih peduli terhadap keberadaan mereka," ujarnya.
"Pada peringatan ini kami menyelenggarakan Pekan Peduli Skizofrenia. Tujuannya untuk mematahkan anggapan negatif tentang penderita skizofrenia. Sebetulnya mereka bisa kembali bermasyarakat, bersosialisasi, dan yang punya potensi bisa mengembangkan potensinya," kata Kepala Instalasi Promosi kesehatan RS dan Kesehatan Jiwa Masyarakat RSJD dr Arif Zainudin Surakarta, Maria Rini Indriarti di sela kegiatan di Solo, Selasa.
Ia menambahkan selama ini masih banyak kasus di mana penderita skizofrenia disembunyikan oleh keluarga sehingga tidak mendapatkan terapi yang semestinya.
"Malah sampai sekarang kasus pasung masih banyak. Padahal sekarang pengobatan sangat maju. Oleh karena itu, melalui Pekan Peduli Skizofrenia ini kami ingin merangkul mereka, mengajak mereka mengembangkan diri sehingga dapat kembali ke kehidupan yang berkualitas," jelasnya.
Terkait dengan kegiatan melukis, menurutnya lukis merupakan salah satu cara yang bisa dimanfaatkan untuk mengeluarkan rasa emosi sekaligus bisa sebagai sarana relaksasi.
"Memang ada beberapa yang mampu membuat lukisan, beberapa media bisa digunakan. Harapannya mereka mampu produktif dengan lukisan ini," katanya.
Selain melukis, tambahnya beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada Pekan Peduli Skizofrenia diantaranya pasien diajak membuat telur asin, batik celup, belajar wirausaha, dan dilakukan pula bakti sosial berupa kunjungan rumah sakit ke keluarga skizofrenia yang duafa.
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan Adriesti Herdaetha mengemukakan kegiatan tersebut bertujuan untuk membangkitkan kesadaran bahwa penderita skizofrenia juga manusia.
"Kegiatan ini bukan untuk pasiennya tetapi orang-orang di sekitarnya. Harapannya agar lebih peduli terhadap keberadaan mereka," ujarnya.