Wina (ANTARA) - Pemerintah koalisi Austria goyah di ambang kejatuhan Sabtu, setelah rekaman video yang disiarkan oleh harian Jerman, diduga memperlihatkan Wakil Kanselir Heinz-Christian Strache sedang membahas kontrak dengan calon pendukung Rusia sebagai imbalan bagi dukungan politik.
Tokoh senior di pemerintah --koalisi kubu konservatif Sebastian Kurz dan Partai Kebebasan kanan-jauh pimpinan Strache-- mengadakan pertemuan krisis pada Jumat malam (17/5).
Kurz, yang telah menjauhkan diri dari kubu kanan-jauh untuk melindungi citranya ketika skandal yang lebih kecil muncul, dijadwalkan mengeluarkan pernyataan pada Sabtu malam. Oposisi menyeru Strache agar mundur.
Bahkan buat partai yang terbiasa menghadapi kontroversi, masalah saat ini tampaknya terlalu besar buatnya atau pemerintah untuk didiamkan, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang.
"Ini sangat besar. Ini harus menjadi akhir bagi Heinz-Christian Strache," kata pengulas politik Thomas Hofer. Ia menambahkan tidak jelas apakah pengunduran diri Strache atau pemilihan umum dini yang lebih mungkin.
Rekaman video itu dilaporkan pada Jumat malam oleh dua media kenamaan negara tetangga Austria, Jerman --mingguan Der Spiegel dan surat kabar Sueddeutsche Zeitung-- yang dimaksudkan memperlihatkan satu pertemuan di Ibiza antara Strache, seorang pejabat lain partai dan seorang perempuan yang diduga sebagai kemenakan orang yang berkuasa di Rusia.
Surat kabar tersebut juga melaporkan bahwa video itu tampaknya adalah satu operasi terselubung.
Video itu, yang direkam pada Juli 2017-- beberapa bulan sebelum pemilihan umum yang menghasilkan pemerintah saat ini ke tampuk kekuasaan-- memperlihatkan Strache sedang berbicara dengan perempuan Rusia tersebut.
Di dalam video itu, ia tampak menawarkan kontrak langsung pembangunan jalan layang kepada satu perusahaan sebagai imbalan bagi dukungan buat partainya, walaupun ia juga mengatakan ia ingin semuanya dilakukan berdasarkan hukum.
Strache tidak menjawab permintaan komentar. Reuters tak bisa mengabsahkan keaslian rekaman video tersebut secara independen, dan harian Jerman itu tidak mengatakan bagaimana mereka memperolehnya.
Stratech telah memimpin partainya sejak 2005, dan membawanya kembali ke keberhasilan pemilihan arus utama --yang tak pernah disaksikan sejak partai tersebut dipimpin oleh tokoh kharismatik Joerg Haider. Partainya meraih 26 persen suara dalam pemilihan anggota Parlemen 2017.
Video itu juga membuat sakit kepala Kurz, yang partainya masih memimpin dalam jajak pendapat tapi jauh dari mayoritas. Satu-satunya partai dengan cukup kursi untuk membuat mayoritas adalah Sosial Demokrat. Sedang Kurz --tokoh garis keras dalam masalah imigrasi-- menghadapi hubungan yang sulit dengan partai tersebut.
Ketua bersama Parai Kebebasan (FPO), Christian Hagenecker, mengatakan para pengacara partai sedang menilai rekaman itu.
Baik Strache maupun FPO tak pernah menerima atau menjamin keuntungan apapun dari orang-orang yang dimaksud, kata Hafenecker di dalam satu pernyataan.
"Karena video tersebut jelas direkam secara tidak sah, kami juga sedang mempersiapkan langkah hukum yang layak," katanya.
Jaksa Wina mengatakan mereka akan mempelajari laporan tersebut dan memutuskan apakah ada cukup kasus untuk membuka penyelidikan, kata seorang wanita juru bicara buat jaksa.
"FPO selesai," demikian judul berita utama tabloid Kronen Zeitung, yang menampilkan video itu sebab perempuan tersebut mengatakan orang yang berkuasa itu ingin membeli saham.
Masih belum jelas siapa di belakang rekaman tersebut,
Tokoh senior di pemerintah --koalisi kubu konservatif Sebastian Kurz dan Partai Kebebasan kanan-jauh pimpinan Strache-- mengadakan pertemuan krisis pada Jumat malam (17/5).
Kurz, yang telah menjauhkan diri dari kubu kanan-jauh untuk melindungi citranya ketika skandal yang lebih kecil muncul, dijadwalkan mengeluarkan pernyataan pada Sabtu malam. Oposisi menyeru Strache agar mundur.
Bahkan buat partai yang terbiasa menghadapi kontroversi, masalah saat ini tampaknya terlalu besar buatnya atau pemerintah untuk didiamkan, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang.
"Ini sangat besar. Ini harus menjadi akhir bagi Heinz-Christian Strache," kata pengulas politik Thomas Hofer. Ia menambahkan tidak jelas apakah pengunduran diri Strache atau pemilihan umum dini yang lebih mungkin.
Rekaman video itu dilaporkan pada Jumat malam oleh dua media kenamaan negara tetangga Austria, Jerman --mingguan Der Spiegel dan surat kabar Sueddeutsche Zeitung-- yang dimaksudkan memperlihatkan satu pertemuan di Ibiza antara Strache, seorang pejabat lain partai dan seorang perempuan yang diduga sebagai kemenakan orang yang berkuasa di Rusia.
Surat kabar tersebut juga melaporkan bahwa video itu tampaknya adalah satu operasi terselubung.
Video itu, yang direkam pada Juli 2017-- beberapa bulan sebelum pemilihan umum yang menghasilkan pemerintah saat ini ke tampuk kekuasaan-- memperlihatkan Strache sedang berbicara dengan perempuan Rusia tersebut.
Di dalam video itu, ia tampak menawarkan kontrak langsung pembangunan jalan layang kepada satu perusahaan sebagai imbalan bagi dukungan buat partainya, walaupun ia juga mengatakan ia ingin semuanya dilakukan berdasarkan hukum.
Strache tidak menjawab permintaan komentar. Reuters tak bisa mengabsahkan keaslian rekaman video tersebut secara independen, dan harian Jerman itu tidak mengatakan bagaimana mereka memperolehnya.
Stratech telah memimpin partainya sejak 2005, dan membawanya kembali ke keberhasilan pemilihan arus utama --yang tak pernah disaksikan sejak partai tersebut dipimpin oleh tokoh kharismatik Joerg Haider. Partainya meraih 26 persen suara dalam pemilihan anggota Parlemen 2017.
Video itu juga membuat sakit kepala Kurz, yang partainya masih memimpin dalam jajak pendapat tapi jauh dari mayoritas. Satu-satunya partai dengan cukup kursi untuk membuat mayoritas adalah Sosial Demokrat. Sedang Kurz --tokoh garis keras dalam masalah imigrasi-- menghadapi hubungan yang sulit dengan partai tersebut.
Ketua bersama Parai Kebebasan (FPO), Christian Hagenecker, mengatakan para pengacara partai sedang menilai rekaman itu.
Baik Strache maupun FPO tak pernah menerima atau menjamin keuntungan apapun dari orang-orang yang dimaksud, kata Hafenecker di dalam satu pernyataan.
"Karena video tersebut jelas direkam secara tidak sah, kami juga sedang mempersiapkan langkah hukum yang layak," katanya.
Jaksa Wina mengatakan mereka akan mempelajari laporan tersebut dan memutuskan apakah ada cukup kasus untuk membuka penyelidikan, kata seorang wanita juru bicara buat jaksa.
"FPO selesai," demikian judul berita utama tabloid Kronen Zeitung, yang menampilkan video itu sebab perempuan tersebut mengatakan orang yang berkuasa itu ingin membeli saham.
Masih belum jelas siapa di belakang rekaman tersebut,