Solo (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan menggelar seri dialog kebijakan sebagai sarana untuk menginformasikan, sekaligus menggali berbagai masukan atau isu kerja sama perdagangan internasinal di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS Surakarta, Kamis.

Seri dialog kebijakan tersebut dihadiri oleh Kepala Pusat Pengkajian Kerjasama Perdagangan Internasional BPPP Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, Wakil Dekan 3 FEB UNS Lukman Hakim, dan seratusan mahasiswa FEB UNS.

Pada kegiatan tersebut menghadirkan tiga nara sumber yakni Kepala Bidang Kerjasama Regional Puska KPI BPPP Aziza Rahmaniar Salam, Kepala Sub Bidang Kerjasama ASEAN, Puska KPI BPPP Dian Dwi Laksana, dan seorang Dosen dari FEB UNS Surakarta.

Menurut Kepala Pusat Pengkajian Kerjasama Perdagangan Internasional BPPP Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono, kegiatan seri dialog kebijakan tersebut suatu program kegiatan di bawah BPPP sebagai sarana untuk mengiformasikan, sekaligus menggali berbagai masukan terhadap berbagai kajian-kajian yang dilakukan di Kemenndag.

Menurut Djatmiko, kajian tersebut atas berbagai kebijakan yang sudah ditempuh atau ke depannya akan menjadi perhatian pemerintah di bidang perdagangan internasional. Salah satu pusat pengkajian kerja sama perdagangan internasional.

"Kerja sama perdagang internasional ini khusus untuk mengkaji berbagai hal atau isu terkait dengan kontek kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara mitra perdagangan baik negara tradisional maupun nontradisional," katanya.

Namun, kata dia, konteksnya melakukan kerja sama yang saling menguntungkan bentuknya bisa bermacam-macam, misalnya kerja sama teknis perdagangan.

"Kegiatan di UNS ini membahas kerja sama perdagangan internasional dengan lingkup regional. Misal, antara Indonesia salah satu pelaku ekonomi regional negara-negara Asian. Kami menuju arah ke sana diperlukan kajian-kajian sebelum dikeluarkan kebijakan-kebijakan," katanya.

Pihaknya memilih UNS Surakarta karena sebagai pusat pendidikan yang memiliki banyak penelitian, dan memanfaatkan moment itu untuk sarana serta menjaring masukan terhadap berbagai kajian kebijakan.

"Kebijakan kami di dalam internasional khususnya kerja sama regional seperti negara-negara ASEAN," katanya.

Wakil Dekan 3 FEB UNS Surakarta, Lukman Hakim, pada seri dialog kebijakan dengan mengambil tema "Peran Kerja sama Perdagangan Regional dalam Mendorong Ekspor Nasional" tersebut, mengatakan kegiatan itu dinilai menarik dan penting untuk semua elemen, karena perlu dipahami perdagangan internasional merupakan bagian yang terpenting dalam proses pembangunan bangsa.

"Ketika kondisi mata uang kita lemah, tentunya ada masalah dalam perdagangan kita," katanya.

Menurut dia, Indonesia dinilai belum jelas arahnya melakukan hubungan komunikasi dengan kerja sama perdagangan intenasional. Namun, negara lain, mampu memperlajari dan memanfaatkan kondisi Indonesia.

"Ekspor Indonesia, Malaysia, dan Singapura hampir semua komoditasnya sama. Hal ini, menjadi catatan penting untuk mengetahui kekuatan perdagangan negara lain," katanya. 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024