Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2018 Kabupaten Karanganyar menjadi yang paling rendah di banding 34 kabupaten/ kota lain di provinsi ini.
Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono di Semarang, Senin, mengatakan, IPM Kabupaten Karanganyar pada 2018 tercatat sebesar 75,54 poin, naik 0,32 poin di banding 2017 yang mencapai 74,22 poin.
Pertumbuhan IPM tertinggi dialami Kabupaten Tegal yang mencapai 0,89 poin, dari 66,44 poin pada 2017 menjadi 67,33 poin.
Angka pencapaian indeks pembangunan manusia ini, kata dia, menunjukkan tingkat aksesibilitas masyarakat dalam menikmati hasil pembangunan.
"Ada tiga indikator yang digunakan untuk mengukur IPM, antara lain umur harapan hidup, rata-rata lama sekolah, serta tingkat pengeluaran per kapita," katanya.
Sementara untuk tingkat IPM Jawa Tengah pada 2018 tercatat sebesar 71,12 poin, naik 0,60 poin dibanding 2017 yang mencapai 70,52 poin.
Tingkat IPM tertinggi dicapai Kota Semarang yang mencapai 82,72 poin, sementara IPM terendah dicapai Kabupaten Pemalang sebesar 65,67 poin.
Provinsi Jawa Tengah sendiri, lanjut dia, menempati peringkat 15 secara nasional.
"Jika dilihat dari kesenjangan antara daerah tertinggi dan terendah IPM-nya menunjukkan tingkat pemerataannya tidak terlalu buruk," katanya.
Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono di Semarang, Senin, mengatakan, IPM Kabupaten Karanganyar pada 2018 tercatat sebesar 75,54 poin, naik 0,32 poin di banding 2017 yang mencapai 74,22 poin.
Pertumbuhan IPM tertinggi dialami Kabupaten Tegal yang mencapai 0,89 poin, dari 66,44 poin pada 2017 menjadi 67,33 poin.
Angka pencapaian indeks pembangunan manusia ini, kata dia, menunjukkan tingkat aksesibilitas masyarakat dalam menikmati hasil pembangunan.
"Ada tiga indikator yang digunakan untuk mengukur IPM, antara lain umur harapan hidup, rata-rata lama sekolah, serta tingkat pengeluaran per kapita," katanya.
Sementara untuk tingkat IPM Jawa Tengah pada 2018 tercatat sebesar 71,12 poin, naik 0,60 poin dibanding 2017 yang mencapai 70,52 poin.
Tingkat IPM tertinggi dicapai Kota Semarang yang mencapai 82,72 poin, sementara IPM terendah dicapai Kabupaten Pemalang sebesar 65,67 poin.
Provinsi Jawa Tengah sendiri, lanjut dia, menempati peringkat 15 secara nasional.
"Jika dilihat dari kesenjangan antara daerah tertinggi dan terendah IPM-nya menunjukkan tingkat pemerataannya tidak terlalu buruk," katanya.