Pekalongan (ANTARA) - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Sutrisno Bachir menegaskan bahwa dirinya menentukan dukungan pada pasangan Calon Presiden Joko Widodo dan Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin karena sudah melalui proses spiritual.
"Insya Allah pilihan saya tepat karena melalui proses spiritual. Proses spiritual dan rasional tentunya," katanya di Pekalongan, Selasa.
Pria asli Kota Pekalongan ini mengaku jika dirinya yang menjabat sebagai sebagai Ketua MPP PAN berbeda pilihan dengan partainya yang mendukung pasangan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno pada Pemilihan Presiden 2019.
"Semua tahu saya (menjabat sebagai) Ketua MPP PAN, partai saya mendukung pasangan nomor urut 02. Itu biasa dalam PAN karena partainya yang sangat demokratis. Tahun 2014 lalu saya juga berbeda pilihan dengan partai saya yang dukung calon lain (namun) saya dukung Jokowi-JK," kata mantan Ketua Umum PAN tersebut.
Sutrisno Bachir yang akrab disapa SB ini juga menanggapi menanggapi pernyataan Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang akan memilih "people power" (kekuatan massa) dibanding melalui gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) apabila pada pelaksanaan Pemilu 2019 ada kecurangan.
Pernyataan Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang menuai pro dan kontra, kata dia, bukan hal yang baru.
"Kalau kita ikuti perkembangan Pak Amien Rais, itu bukan hal yang baru. Kata-kata yang disampaikan (Amien Rais) selalu menjadi pro dan kontra dan saya sudah terbiasa menghadapi (pernyataan) yang seperti itu," katanya.
Ia mengatakan pernyataan yang disampaikan Dewan Kehormatan PAN Amien Rais adalah bagian dari demokrasi yang harus tetap dihormati.
"Berbeda pilihan biasa terjadi lima tahun sekali sehingga saya berharap jangan sampai hubungan persaudaraan dam keumatan terpecah gara-gara berbeda pilihan politik. Itu yang kami tumbuhkan di PAN," katanya.
Menurut dia, perbedaan dukungan ini tidak sampai terjadi sanksi pecat atau memecat karena hal ini adalah proses demokrasi lima tahunan.
"(Justru) saya yakin jika Jokowi-Amin terpilih nanti maka akan merangkul juga pihak yang berbeda termasuk kemungkinan mengajak Prabowo-Sandi bergabung. Makanya (hal ini) tentunya akan sangat kuat jika Gerindra turut bergabung ke Jokowi-Ma'ruf Amin," katanya.
"Insya Allah pilihan saya tepat karena melalui proses spiritual. Proses spiritual dan rasional tentunya," katanya di Pekalongan, Selasa.
Pria asli Kota Pekalongan ini mengaku jika dirinya yang menjabat sebagai sebagai Ketua MPP PAN berbeda pilihan dengan partainya yang mendukung pasangan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno pada Pemilihan Presiden 2019.
"Semua tahu saya (menjabat sebagai) Ketua MPP PAN, partai saya mendukung pasangan nomor urut 02. Itu biasa dalam PAN karena partainya yang sangat demokratis. Tahun 2014 lalu saya juga berbeda pilihan dengan partai saya yang dukung calon lain (namun) saya dukung Jokowi-JK," kata mantan Ketua Umum PAN tersebut.
Sutrisno Bachir yang akrab disapa SB ini juga menanggapi menanggapi pernyataan Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang akan memilih "people power" (kekuatan massa) dibanding melalui gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) apabila pada pelaksanaan Pemilu 2019 ada kecurangan.
Pernyataan Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang menuai pro dan kontra, kata dia, bukan hal yang baru.
"Kalau kita ikuti perkembangan Pak Amien Rais, itu bukan hal yang baru. Kata-kata yang disampaikan (Amien Rais) selalu menjadi pro dan kontra dan saya sudah terbiasa menghadapi (pernyataan) yang seperti itu," katanya.
Ia mengatakan pernyataan yang disampaikan Dewan Kehormatan PAN Amien Rais adalah bagian dari demokrasi yang harus tetap dihormati.
"Berbeda pilihan biasa terjadi lima tahun sekali sehingga saya berharap jangan sampai hubungan persaudaraan dam keumatan terpecah gara-gara berbeda pilihan politik. Itu yang kami tumbuhkan di PAN," katanya.
Menurut dia, perbedaan dukungan ini tidak sampai terjadi sanksi pecat atau memecat karena hal ini adalah proses demokrasi lima tahunan.
"(Justru) saya yakin jika Jokowi-Amin terpilih nanti maka akan merangkul juga pihak yang berbeda termasuk kemungkinan mengajak Prabowo-Sandi bergabung. Makanya (hal ini) tentunya akan sangat kuat jika Gerindra turut bergabung ke Jokowi-Ma'ruf Amin," katanya.