Solo (ANTARA) - PT Jasa Marga (Persero) Tbk menargetkan terus menjadi pemimpin pasar seiring dengan peningkatan pelayanan yang diberikan kepada pengguna jalan tol.

"Saat ini persaingan mulai tinggi, kami 'market share' (pangsa pasar, red.) 62 persen dari panjang jalan tol tetapi kalau pendapatan tol kami 'market share' 80 persen," kata Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga Tbk Dwimawan Heru di Solo, Minggu.

Jasa Marga sebagai pengembang pada tahun ini akan kembali mengoperasikan tujuh ruas tol baru sepanjang 230 km.

Di sisi lain, katanya, sistem elektronifikasi sudah dilakukan sejak 2017

"Terkait elektronifikasi ini kami sedang melalui bukti konsep yaitu menguji 'single lane free flow' (SLFF). Sekarang kan masih ngetap. Nanti tidak begitu lagi, cukup taruh alat di dalam mobil. Nanti mendekati gerbang maka palang akan terbuka dengan sendirinya," katanya.

Ia mengatakan saat ini sistem SLFF sudah diterapkan di Jalan Tol Bali Mandara. M

Menurut dia, SLFF merupakan pengembangan dari teknologi "electronic toll collection" (ETC).

"Untuk di Bali kami kerja sama dengan taksi Blue Bird. Saat ini kami sedang uji coba di Gerbang Tol Prof Dr Ir Sedyatmo, nanti kami akan gandeng Sinergi BUMN, di antaranya armada Garuda dan Damri," katanya.

Meski demikian, katanya, target utama penerapan elektronifikasi oleh PT Jasa Marga ini yaitu "multi lane free flow" (MLFF) atau sistem transaksi tol tanpa berhenti pada 2020.

Ia mengatakan perbedaan antara SLFF dengan MLFF yaitu jika SLFD hanya berlaku di jalur khusus, untuk MLFF berlaku di seluruh jalur.

"Dengan demikian, pengguna jalan tol bisa masuk dari mana saja," katanya.

 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024