Magelang (ANTARA) - Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Magelang Jawa Tengah membuka enam jurusan pelatihan keterampilan guna mendukung upaya pemerintah kota setempat dalam menekan angka pengangguran di daerah itu.
"Pelatihan ini terbuka untuk masyarakat, khususnya usia produktif, sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Magelang Gunadi Wirawan dalam keterangan tertulis di Magelang, Kamis.
Ia menjelaskan pada umumnya kalangan pencari kerja menghadapi masalah lemah keterampilan, rendah kompetensi, dan mental tidak terdidik di lingkungannya.
"Sehingga menjadi kelemahan. Nah, kelemahan-kelemahan itu menjadi tugas kami untuk dilakukan pelatihan," kata dia.
Sebanyak enam jurusan pelatihan di BLK Kota Magelang, yakni menjahit, otomotif, tata boga, tata rias, komputer, dan bahasa asing.
Ia menjelaskan setiap paket jurusan pelatihan fokus untuk 16 peserta, sedangkan pada jurusan tertentu dilakukan uji kompetensi di mana peserta akan mendapatkan sertifikat BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
"Bisa digunakan pencari kerja," katanya.
Ia menjelaskan peserta yang telah mengikuti uji kompetensi dan mengantongi sertifikat terampil BNSP akan mudah diterima bekerja di berbagai perusahaan otomotif nasional, karena keahlian mereka dipastikan tidak diragukan.
"Ini sesuai dengan slogan Kota Magelang sebagai Kota Jasa. Peluang atau pasar tenaga kerja terbuka luas bagi masyarakat untuk membuka jasa, seperti perbengkelan, tata rias, tata boga. Kami utamakan peningkatan kompetensi," kata dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2018, angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Magelang menurun dari sebelumnya 6,88 persen pada 2017 menjadi 4,88 pada 2018. Penurunan itu sebagai tertinggi di Jawa Tengah.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Magelang meningkat dari 65,32 persen pada 2017 menjadi 68,64 persen pada 2018.
Peserta pelatihan otomotif di BLK setempat, Ahmad Rifki (22), mengakui manfaat mengikuti program tersebut yang untuk meningkatkan kapasitasnya.
"Saya sudah dua minggu ikut pelatihan di sini, diberi ilmu teori tentang otomotif sampai praktik langsung. Saya memang senang dunia otomotif jadi merasa perlu terus latihan, ingin bisa," kata alumnus Jurusan Otomotif SMK dr Soetomo Temanggung itu.
Ia mengaku pernah membuka usaha bengkel di rumahnya, kemudian bekerja di salah satu diler sepeda motor di Kabupaten Temanggung.
"Setelah pelatihan ini saya ingin membuka usaha bengkel kembali," katanya. (hms)
"Pelatihan ini terbuka untuk masyarakat, khususnya usia produktif, sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Magelang Gunadi Wirawan dalam keterangan tertulis di Magelang, Kamis.
Ia menjelaskan pada umumnya kalangan pencari kerja menghadapi masalah lemah keterampilan, rendah kompetensi, dan mental tidak terdidik di lingkungannya.
"Sehingga menjadi kelemahan. Nah, kelemahan-kelemahan itu menjadi tugas kami untuk dilakukan pelatihan," kata dia.
Sebanyak enam jurusan pelatihan di BLK Kota Magelang, yakni menjahit, otomotif, tata boga, tata rias, komputer, dan bahasa asing.
Ia menjelaskan setiap paket jurusan pelatihan fokus untuk 16 peserta, sedangkan pada jurusan tertentu dilakukan uji kompetensi di mana peserta akan mendapatkan sertifikat BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
"Bisa digunakan pencari kerja," katanya.
Ia menjelaskan peserta yang telah mengikuti uji kompetensi dan mengantongi sertifikat terampil BNSP akan mudah diterima bekerja di berbagai perusahaan otomotif nasional, karena keahlian mereka dipastikan tidak diragukan.
"Ini sesuai dengan slogan Kota Magelang sebagai Kota Jasa. Peluang atau pasar tenaga kerja terbuka luas bagi masyarakat untuk membuka jasa, seperti perbengkelan, tata rias, tata boga. Kami utamakan peningkatan kompetensi," kata dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2018, angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Magelang menurun dari sebelumnya 6,88 persen pada 2017 menjadi 4,88 pada 2018. Penurunan itu sebagai tertinggi di Jawa Tengah.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kota Magelang meningkat dari 65,32 persen pada 2017 menjadi 68,64 persen pada 2018.
Peserta pelatihan otomotif di BLK setempat, Ahmad Rifki (22), mengakui manfaat mengikuti program tersebut yang untuk meningkatkan kapasitasnya.
"Saya sudah dua minggu ikut pelatihan di sini, diberi ilmu teori tentang otomotif sampai praktik langsung. Saya memang senang dunia otomotif jadi merasa perlu terus latihan, ingin bisa," kata alumnus Jurusan Otomotif SMK dr Soetomo Temanggung itu.
Ia mengaku pernah membuka usaha bengkel di rumahnya, kemudian bekerja di salah satu diler sepeda motor di Kabupaten Temanggung.
"Setelah pelatihan ini saya ingin membuka usaha bengkel kembali," katanya. (hms)