Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui Program Satu Desa Satu Dinas menginstruksikan organisasi perangkat daerah (OPD) dan badan usaha milik daerah (BUMD) di lingkungan pemerintah provinsi setempat agar memiliki desa binaan sebagai upaya mengurangi angka kemiskinan.
"Dengan jumlah penduduk miskin masih sangat banyak yakni 3,87 juta jiwa, maka diperlukan upaya percepatan dan terobosan baru guna semakin menekan angka kemiskinan," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa.
Ia menjelaskan Program Satu Dinas Satu Desa secara sederhana adalah menggerakkan organisasi perangkat daerah (OPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jateng untuk menggarap satu sektor di desa miskin.
Menurut Ganjar, program pengentasan kemiskinan sebetulnya sudah berjalan bagus, terbukti Pemprov Jateng berhasil mengentaskan 29,8 ribu warga miskin dalam satu tahun terakhir dan ditargetkan kemiskinan tersisa 7 persen pada 2023.
Saat ini ada 745 desa binaan yang tersebar di 14 kabupaten dan menjadi sasaran program, tiap desa memiliki potensi beragam mulai dari potensi alam hingga pendamping lokal dan sukarelawan.
"OPD dan BUMD diharapkan mampu mendampingi desa untuk membangun sistem yang selama ini mungkin kurang sesuai," ujarnya.
Ganjar mencontohkan sebuah desa ada mengeluhkan infrastruktur yang sudah dibangun tapi sering rusak, kemudian OPD dapat memberikan arahan jika kemungkinan dalam perencanaan tidak benar atau misalnya Dinas Sosial bisa membantu menyelesaikan masalah sosial di desa.
Selain itu, Dinas Pendidikan bisa menyelesaikan masalah anak putus sekolah atau tidak tersentuh pendidikan dan Dinas Pariwisata dengan membantu mempromosikan desa binaannya yang berpotensi menjadi desa wisata sehingga menjadi energi baru di desa untuk berkembang dan maju.
"Tujuan akhirnya, masyarakat makin berdaya, mandiri, kesejahteraan meningkat, kemiskinan menurun dan munculnya leadership. Ini menjadi cara kita lebih dekat dengan rakyat," katanya.
Dengan demikian desa akan terinspirasi, dan OPD serta BUMD yang memiliki pengalaman panjang, bisa menemukan ide yang banyak apalagi dalam melaksanakan program tersebut OPD dan BUMD tidak harus membantu dengan dana, tapi bisa mencarikan sponsor dari perusahaan-perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaannya.
Ganjar juga mendorong OPD dan BUMD mencari sukarelawan pendamping yang bisa membantu karena hal itu akan memunculkan kepedulian dan kesadaran bersama.
"Inovasi, kreasi dan 'leadership' juga akan terbentuk karena juga akan didapat cara mengasah kepedulian, masing-masing pihak pun akan memiliki target sendiri-sendiri," ujarnya. (LHP)
"Dengan jumlah penduduk miskin masih sangat banyak yakni 3,87 juta jiwa, maka diperlukan upaya percepatan dan terobosan baru guna semakin menekan angka kemiskinan," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa.
Ia menjelaskan Program Satu Dinas Satu Desa secara sederhana adalah menggerakkan organisasi perangkat daerah (OPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jateng untuk menggarap satu sektor di desa miskin.
Menurut Ganjar, program pengentasan kemiskinan sebetulnya sudah berjalan bagus, terbukti Pemprov Jateng berhasil mengentaskan 29,8 ribu warga miskin dalam satu tahun terakhir dan ditargetkan kemiskinan tersisa 7 persen pada 2023.
Saat ini ada 745 desa binaan yang tersebar di 14 kabupaten dan menjadi sasaran program, tiap desa memiliki potensi beragam mulai dari potensi alam hingga pendamping lokal dan sukarelawan.
"OPD dan BUMD diharapkan mampu mendampingi desa untuk membangun sistem yang selama ini mungkin kurang sesuai," ujarnya.
Ganjar mencontohkan sebuah desa ada mengeluhkan infrastruktur yang sudah dibangun tapi sering rusak, kemudian OPD dapat memberikan arahan jika kemungkinan dalam perencanaan tidak benar atau misalnya Dinas Sosial bisa membantu menyelesaikan masalah sosial di desa.
Selain itu, Dinas Pendidikan bisa menyelesaikan masalah anak putus sekolah atau tidak tersentuh pendidikan dan Dinas Pariwisata dengan membantu mempromosikan desa binaannya yang berpotensi menjadi desa wisata sehingga menjadi energi baru di desa untuk berkembang dan maju.
"Tujuan akhirnya, masyarakat makin berdaya, mandiri, kesejahteraan meningkat, kemiskinan menurun dan munculnya leadership. Ini menjadi cara kita lebih dekat dengan rakyat," katanya.
Dengan demikian desa akan terinspirasi, dan OPD serta BUMD yang memiliki pengalaman panjang, bisa menemukan ide yang banyak apalagi dalam melaksanakan program tersebut OPD dan BUMD tidak harus membantu dengan dana, tapi bisa mencarikan sponsor dari perusahaan-perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaannya.
Ganjar juga mendorong OPD dan BUMD mencari sukarelawan pendamping yang bisa membantu karena hal itu akan memunculkan kepedulian dan kesadaran bersama.
"Inovasi, kreasi dan 'leadership' juga akan terbentuk karena juga akan didapat cara mengasah kepedulian, masing-masing pihak pun akan memiliki target sendiri-sendiri," ujarnya. (LHP)