Purwokerto (Antaranews Jateng) - Pengamat Politik dari Universitas Jenderal Soedirman, Ahmad Sabiq mengatakan debat calon presiden putaran kedua lebih menarik dan lebih bagus bila dibanding putaran pertama.

"Perlu dihargai sudah ada perbaikan mekanisme debat yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum sehingga lebih menarik dibanding putaran pertama," katanya di Purwokerto, Minggu malam.

Kendati demikian, menurut Ahmad Sabiq pelaksanaan debat akan lebih menarik lagi bila lebih banyak memberi kesempatan kepada capres untuk mengeksplorasi pandangan-pandangannya.

"Sebaiknya tidak perlu banyak pertanyaan, namun lebih banyak memberi kesempatan kepada capres untuk mengeksplorasi pandangan-pandangannya. Bicara soal kebijakan dan langkah strategis tentu sulit untuk diungkapkan hanya dalam dua menit. Yang publik ingin tahu tentunya adalah apa perbedaan strategi di antara mereka," tuturnya.

Dia juga menyoroti tampilan calon presiden petahana Joko Widodo yang menurutnya tampil lebih baik dibanding debat putaran pertama.

"Dalam debat kali ini Jokowi tampil lebih baik daripada debat sebelumnya," ucapnya.

Sementara itu, dia juga menilai, cara calon presiden Prabowo mengakui prestasi yang telah dicapai petahana sebagai cara yang elegan.

"Prabowo tampaknya ingin tampil elegan dan menarik simpati pemilih saat pada beberapa kesempatan memberikan pengakuan bagi sejumlah prestasi petahana dengan penekanan ingin meningkatkannya lebih baik lagi," katanya.

Kendati demikian, kata dia, dalam debat putaran kedua tersebut, masih kurang terasa perbedaan kedua kandidat dalam hal pemaparan langkah dan strategi kebijakan.

"Ekspektasi para pemirsa debat sebetulnya adalah adanya kritik yang tajam dari pihak penantang dengan disertai data pendukung yang kuat. Serta strategi apa yang membedakan penantang dengan petahana dalam menangani suatu permasalahan. Sayangnya, dalam debat kali ini juga tidak terlalu terasa," tambahnya.

Pada debat putaran ketiga yang akan datang, tambah dia, pelaksanaannya harus lebih efisien.

"Jangan terlalu banyak sesi. Pertanyaan serta pendalaman visi misi juga tidak usah terlalu banyak. Ilustrasi video tampaknya juga tidak terlalu bermanfaat. Yang perlu ditambah adalah waktu para calon untuk mengeksplorasi gagasannya dan kesempatan yang lebih leluasa untuk mendebat pandangan calon lain," katanya.
 

 

    


 

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024