Pekalongan (Antaranews Jateng) - Stok beras yang tersimpan di sejumlah gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional (Sub Divre) Pekalongan, Jawa Tengah, hingga pertengahan Februari 2019 sebanyak 28.000 ton.
Kepala Perum Bulog Sub Divre Pekalongan Rasiwan di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa dengan ketersediaan beras yang relatif cukup banyak maka diperkirakan akan menjaga kestabilan harga bahan sembako tersebut.
"Adapun untuk stok cadangan beras yang ada di gudang Bulog Wiradesa mencapai 4.500 ton dan cadangan stok tersebut apabila digunakan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Pekalongan selama satu tahun lebih," katanya.
Ia mengatakan target penyerapan beras di gudang Bulog Wiradesa pada 2019 sebanyak 12.000 ton.
"Kami berharap target penyerapan beras tersebut akan bisa terpenuhi pada musim panen Maret 2019. Kami berharap ada dukungan penuh oleh TNI dan pada panen pertama tahun ini target bisa terpenuhi," katanya.
Ia mengatakan dengan kondisi curah hujan yang relatif tinggi tentunya akan memengaruhi kualitas gabah pada tingkat petani sehingga hal itu perlu pendampingan agar harga jual gabah di tingkat petani memenuhi standar dari pemerintah.
"Di wilayah Pekalongan memang bukan tanpa kendala untuk panen perdana tahun ini karena dengan curah hujan yang tinggi tentunya akan mempengaruhi pada kualitas gabah," katanya.
Kepala Perum Bulog Sub Divre Pekalongan Rasiwan di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa dengan ketersediaan beras yang relatif cukup banyak maka diperkirakan akan menjaga kestabilan harga bahan sembako tersebut.
"Adapun untuk stok cadangan beras yang ada di gudang Bulog Wiradesa mencapai 4.500 ton dan cadangan stok tersebut apabila digunakan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Pekalongan selama satu tahun lebih," katanya.
Ia mengatakan target penyerapan beras di gudang Bulog Wiradesa pada 2019 sebanyak 12.000 ton.
"Kami berharap target penyerapan beras tersebut akan bisa terpenuhi pada musim panen Maret 2019. Kami berharap ada dukungan penuh oleh TNI dan pada panen pertama tahun ini target bisa terpenuhi," katanya.
Ia mengatakan dengan kondisi curah hujan yang relatif tinggi tentunya akan memengaruhi kualitas gabah pada tingkat petani sehingga hal itu perlu pendampingan agar harga jual gabah di tingkat petani memenuhi standar dari pemerintah.
"Di wilayah Pekalongan memang bukan tanpa kendala untuk panen perdana tahun ini karena dengan curah hujan yang tinggi tentunya akan mempengaruhi pada kualitas gabah," katanya.